Tebus dosa sampah Ramadan! Introspeksi diri, mulai ngompos, agar ibadah puasa lebih berkah dan bumi tersenyum.
Ini bukan cuma perasaan kita aja. Memang lonjakan sampah rumah tangga selama bulan Puasa adalah fenomena nyata.
Data dari berbagai sumber menunjukkan bahwa volume sampah bisa melonjak hingga 20% selama bulan suci ini (detik.com, ekuatorial.com, islami.co).
Dua puluh persen lebih banyak dari biasanya, hanya dalam sebulan! Coba tebak, sampah apa yang paling banyak? Sisa makana dan kemasan plastik sekali pakai (detik.com, ekuatorial.com).
Jujur saja, fenomena ini adalah cerminan dari pola konsumsi kita yang, tidak bijak.
Bulan Ramadan, bulan yang harusnya jadi momen pengendalian diri. Kita justru terjebak dalam euforia kuliner. Kita berlebihan menyiapkan hidangan, lapat mata waktu beli takjil.
Dan sering tidak mikir tentang sampah makanan. Ini juga menunjukkan kita kurang sadar dengan efek lingkungan dari apa yang kita makan.
Sejalan dengan laman Islami.co, yang mengatakan bahwa tiap sampah yang kita buat punya jejak ekologis masing-masing.
Memaknai Tanggung Jawab
Jika memikirkan istilah "dosa sampah Ramadan". Mungkin kata "dosa" terdengar berat, bahkan menghakimi.
Tapi, jika mengambil sudut pandang lebih luas. Kata dosa bisa kita maknai sebagai bentuk kelalaian. Tidak peduli. Kurang bersyukur atas nikmat yang kita dapat.