Lihat ke Halaman Asli

ahmad adef

Mahasantri (Mahasiswa Santri) Ponorogo, di salah satu kampus pesantren di Ponorogo

Survey Potensi Desa Pagerukir, Ponorogo, oleh Mahasiswa KKN T 35 UNIDA Gontor Kelompok 29

Diperbarui: 10 Maret 2024   06:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tugu masuk Desa Pagerukir (Data Pribadi)

Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah bentuk nyata dari pengabdian mahasiswa kepada masyarakat, yang juga merupakan bagian dari tanggung jawab mereka dalam mewujudkan tri dharma perguruan tinggi. Universitas Islam Darussalam (UNIDA) Gontor pada tahun ini mengadakan KKN Tematik 35, yang dijalankan dengan semangat syariat Islam yang mendasari, yaitu Hablum Min An-naas, yang berarti hubungan baik antara sesama manusia, yang berlandaskan pada prinsip bahwa kebaikan bagi manusia adalah kebaikan yang paling berguna bagi manusia lainnya. Inilah semangat ideologi yang menjadi landasan pelaksanaan KKN Tematik 35 UNIDA Gontor, di mana mahasiswa berperan aktif dalam menjalankan tugas mereka sesuai dengan amanat tri dharma perguruan tinggi.

Kelompok 29 merupakan salah satu dari sekian banyak kelompok utusan Unida Gontor, yang memainkan peran penting dalam pelaksanaan misi tri dharma mahasiswa. Dengan semangat yang membara, Kelompok 29 menanamkan pengabdiannya di Desa Pagerukir, terletak di Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo, untuk periode satu bulan mulai dari tanggal 4 Maret 2024 hingga 29 Maret 2024. Dalam perjalanan mereka, mereka dibimbing oleh sosok inspiratif, Ustadz Dedi Mulyanto, S.Pd.I., M.Pd., yang tidak hanya bertindak sebagai pembimbing, tetapi juga sebagai pengarah rohani dalam menjalankan tugas yang diamanatkan oleh tri dharma mahasiswa, yang menghadirkan tantangan yang nyata di lapangan.

Desa Pagerukir, telah menjadi fokus penelitian dalam Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik yang dilakukan oleh Mahasiswa Universitas Islam Darussalam (UNIDA) Gontor, khususnya Kelompok 29. terdiri dari 3 dukuh, yaitu dukuh temon, dukuh Ngudal, dan Dukuh Pagerukir. yang mana tiap dukuh itu memiliki ciri khas dan potensinya tersendiri. Dalam survei yang dilakukan, berbagai potensi yang dimiliki oleh desa tersebut telah diidentifikasi. Artikel ini akan merinci temuan dari survei tersebut dan potensi-potensi yang dapat menjadi landasan pembangunan di Desa Pagerukir.

pada tanggal 17 januari 2024, merupakan awal keberangkatan para mahasiswa untuk survey lokasi dan medan menuju desa, rombongan ini terdiri dari 2 kelompok , 2 orang tiap kelompok. tujuan utama dari survey ini tidak lain untuk sowan / Silaturahim kepada Kepala Desa dengan membawa salam dari para Dosen sekalian menyampaikan tujuan datang ke Desa, yaitu untuk melaksanakan Kegiatan KKN pada Bulan Maret nanti. jarak tempuh dari kampus menuju lokasi berkisar 42 menit dengan jarak 26 km, yang mana pada realitanya bisa melebihi waktu 1 jam lebih, dikarenakan tempatnya berada didataran tinggi(bukit),jalan yang terjal berlubang, dan belum diaspal oleh pemerintah. pada survey ini alhamdulillah kami bisa langsung bertemu dengan pak lurah/ kepala desa secara langsung melihat kegiatan beliau yang begitu padat. beliau bernama pak Suminto, orang sangat humble memiliki perawakan yang tegas, tetapi juga humoris sangat terbuka terhadap semua orang. beliau berpesan :

"kami pihak desa menyambut adek-adek dengan sepenuhnya, sekarang adalah waktu kalian untuk mengabdi kepada masyarakat, terjun secara langsung dan terapkan ilmu-ilmu yang sudah kalian pelajari dikampus, mohon kalau ada kegiatan apa saja di Desa untuk kiranya menimbrung dan ikut serta, ojo isin-isin (jangan malu-malu) Siapa tau nanti dapet calonya dari sini kan ?"

Perfotoan bersama kepala Desa dan Sekdes (Data Pribadi)

kami banyak bertukar cerita mengenai hal-hal seputar desa, sejarah, pantangan, dan potensi wisata yang ada disana. terdapat begitu banyak segi dari potensi yang bisa dikembang dan dimajukan dari Desa ini diantaranya :

  • Potensi Pertanian

Salah satu potensi utama yang diungkap dalam survei adalah sektor pertanian. Desa Pagerukir memiliki lahan pertanian yang subur dan luas, serta mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani. Tanaman padi, jagung, dan kedelai menjadi komoditas utama di desa ini. Selain itu, potensi perkebunan seperti kopi, kelapa, dan cengkeh juga ditemukan. Dengan pengelolaan yang baik dan penerapan teknologi pertanian modern, sektor pertanian dapat menjadi tulang punggung ekonomi desa yang kuat.

  • Sumber Daya Alam

Selain pertanian, survei juga mengungkap potensi sumber daya alam lainnya. Desa Pagerukir dikelilingi oleh hutan yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Potensi ini dapat dioptimalkan melalui pengembangan agrowisata atau kegiatan ekowisata yang ramah lingkungan. Selain itu, sumber daya air yang melimpah juga menjadi potensi besar yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan infrastruktur seperti pembangkit listrik tenaga mikrohidro atau irigasi pertanian.

  • Pendidikan dan Sosial

Survei juga menyoroti sektor pendidikan dan sosial di Desa Pagerukir. Meskipun infrastruktur pendidikan masih perlu ditingkatkan, potensi besar terlihat dari minat belajar masyarakat setempat. Dengan dukungan yang tepat, pengembangan lembaga pendidikan informal seperti kursus-kursus keterampilan atau pelatihan usaha kecil dapat menjadi langkah awal menuju peningkatan kualitas sumber daya manusia di desa ini. Selain itu, kebersamaan dan gotong royong yang kuat juga menjadi modal sosial yang berharga untuk mewujudkan pembangunan desa yang inklusif dan berkelanjutan.

  • Keindahan Alam dan Destinasi Wisata
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline