Lihat ke Halaman Asli

[Fiksi Penggemar RTC] Geger di Tanjung Priuk: Siapa Penjahatnya?

Diperbarui: 11 September 2015   04:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nomor 26: Ahmad Maulana S.

“Liar sekali imajinasimu! Kau pikir ini tulisan nenek moyangmu, hingga semua tokoh kau tarik dengan seenak wudelmu sendiri…?! ” kecam Adhieyasa seraya melancarkan pukulan Seribu Sawit Menggelinding Bareng ke sosok sengak berhidung gondrong tersebut. Badannya sedikit membungkuk, dengan kelebat warna yang berubah-ubah antara hitam, merah dan perak yang menyelubungi tubuhnya.

“Selamatkan bocah itu terlebih dahulu!” bentak Febri dan Desol berbarengan sambil melontarkan Belati Hawa Nafsu dengan jurus yang sangat keji namun indah memukau, disusul kelebatan Rindy melalui Ajian Gerbong Peluru andalannya yang amat keras kepala berusaha tetap merampas bocah remaja dari tangan sosok sengak tersebut. Sementara dengan kesigapan yang sama Jekey menghantam dengan jurus Tiga Puluh Lima Ribu Megawatt Korsleting Semua.

Tapi menghadapi serangan mematikan dari kelima tokoh aneh tersebut, sosok sengak berhidung gondrong itu hanya tersenyum sinis. Dikempitnya bocah remaja itu di ketiak kiri, untuk kemudian lenggang kangkung dengan santainya ke arah depan.

Tring! Tring!

Dua kali jarinya menyentil ke kanan, membuat belati merah jambu bercampur ungu itu berbalik mengejar pemiliknya, yang dengan amat gugup berjumpalitan menghindar sambil teriak: “Wow…!” layaknya komentar ABG zaman kuno di media sosial. Sementara hantaman ribuan sawit bunglon yang seperti tak putus-putusnya menerjang hanya dipapas dengan kibasan lengan bajunya yang menggelembung penuh hawa sakti.

Duk! Dess! BLAARRR…!!!

Tubuh sosok sengak berhidung gondrong tersebut sedikit terhuyung, sementara Adhieyasa terlempar beberapa tombak dan menghantam tumpukan kontainer hingga melesak, dengan lelehan merah kental yang mengucur deras di ujung bibir.

Duakk!!! Kembali sosok sengak berhidung gondrong itu terhuyung ke belakang ditabrak gerbong peluru Rindy, yang disusul dengan rasa tersengat yang amat sangat buah hajaran Jekey yang memercik api membentuk lambang Gundala Putera Petir.

Tapi ia berhasil mempertahankan bocah remaja tersebut, untuk kemudian dengan langkah zig-zag yang amat aneh dan cepat ia terobos kepungan sambil mencengkeweng si bocah lalu menghilang di kegelapan malam.

“Hah! Langkah Bayangan Mengejar Sinar…!!!” teriak Desol berbarengan dengan Febri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline