Lihat ke Halaman Asli

Ahlan Mukhtari Soamole

Menulis untuk menjadi manusia

Kapitalisme Pertambangan dan Budaya Jeans

Diperbarui: 16 Oktober 2021   19:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Bukan kebetulan, Jeans dapat dimaknai sebagai upaya kapitalisme pertambangan untuk mengideologisasi budaya maupun Agama. 

Masuknya pertambangan di Maluku Utara  tak hanya mempengaruhi eksistensi hutan, ekologis melainkan juga cara berbudaya berpakaian sebagai ciri khas masyarakat industrialis. 

Sebagaimana diketahui Maluku Utara adalah daerah wilayah pertambangan dibawah kendali perusahaan-perusahaan China, Australia (AS) memungkinkan proses industrialisasi berlangsung dengan proses ideologi kapitalisme. 

Obsesi jeans tak hanya semata life style, jeans memiliki sejarah panjang digunakan masyarakat industrialis pertambangan, jeans dengan kualitas bahan kain adaptif dengan kerja-kerja tambang, adaptif terhadap cuaca juga memungkinkan safety terhindar resiko berbahaya di tambang. 

Jeans pertama kali dikembangkan oleh Levi Straus tat kala usia muda 20 tahun Straus berangkat ke San Fransisco pada 1847 berdagang potongan tekstil dijualnya, ia berangkat ke AS untuk menjual tekstil kepada pekerja tambang emas (Kumparan, 2020).  

Jeans muncul pertama kali di Genoa, Italia dan Perancis dijahit oleh Jacob W. Davis disesuaikan dengan kebutuhan pekerja tambang. Bahan jeans indah dipandang membuat ketertarikan tersendiri tak hanya pekerja tambang menggunakan melainkan juga dari militer terutama militer Amerika Serikat masa perang dunia. 

Perkembangan jeans di Amerika Serikat kemudian identik dengan pekerja tambang (Engineering) memunculkan suatu identitas baru pasca revolusi industri. 

Kini, hampir setiap perusahaan Amerika Serikat menguasai pertambangan sebagaimana di Indonesia menjadikan produk Levis sebagai keunggulan pakaian perusahaan, memungkinkan safety dari setiap melakukan kerja tambang. 

Di lain sisi meluasnya penggunaan levis sebagai simbol eksistensi ideologi kapitalisme AS masih eksis untuk mengeruk sumber daya alam. 

Obsesi masyarakat industrialis memiliki makna tersendiri dengan menggunakan jeans melatarbelakangi suatu prestisius kelas sosial sebagai buruh tambang atau pemilik modal, status sosial itu kemudian membedakan antara kaum kelas kaya dan miskin. 

Berbeda dengan perusahaan-perusahaan China memperlengkapi pekerja tambang dengan pakaian khusus seragam buruh, jarang diketemukan celana jeans selain beberapa karyawan kantor, manajer atau kepala di perusahaan China menggunakan celana jeans.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline