Lihat ke Halaman Asli

Terbentuknya Tim Seni yang Solid

Diperbarui: 24 November 2020   08:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

tim kesenian Rebang Emas pada festival serumpun sebalai Babel

Tim kesenian akan solid bila memiliki personil yang mumpuni, memiliki penata tari, penata musik dan penata busana yang kuat kerjasamanya, yaitu; beritikad baik, bertoleransi, rendah hati, penuh kesadaran terhadap diri sendiri dan kelompok, saling menghargai, dan jujur. Apabila kita melihat secara detail, sikap dan sifat tiap anggota tim adalah berbeda-beda namun disini kita merangkum dalam satu kerja tim, yang menjadikan solid atau tidaknya tim tersebut, dapat kita paparkan sebagai berikut:

1. Suatu tim yang solid dapat terbentuk secara tidak langsung (secara bertahap), artinya; pengurus dan anggot tim mengikuti sistem alam, artinya takdir sudah membawa pertemuan dan perpisahan, dapat berupa berpisah karena "musibah", maka mereka harus mencari pengganti dan mengolah pengganti itu dari awal, atau melalui proses-proses lainnya secara bertahap. Pengaruh dalam kelompok dan perkembangan tim mengikuti pemimpin, artinya: pemimpin yang baik, anggota pun akan baik, demikian juga sebaliknya, tim akan solid jika personil dan ketuanya saling mempengaruhi dalam hal yang positif. Contohnya: anggota yang ikut dalam tim tertarik mendengar visi misi ketua, lalu terpengaruh untuk sama-sama membangun tim dengan kekompakan serta cita-cita mereka.

2. Suatu tim terbentuk berasal dari cita-cita yang sama, atau masing-masing personil adalah eks dari kelompok/organisasi yang lain. Masing-masing mereka mengalami kekecewaan, kemudian membentuk tim sendiri.

a. Memiliki cita-cita yang sama. Dalam suatu daerah yang keseniannya berkembang pesat akan mempengaruhi orang lain untuk membentuk tim kesenian dan ini tercetus dari ide satu orang atau ide dari sekelompok orang. Mereka bercita-cita ingin seperti orang yang sudah sukses duluan atau bercita-cita ingin membangun komunitasnya sendiri dan mereka memiliki keinginan/cita-cita yang sama. Biasanya kelompok ini berisikan seniman-seniman yang tidak pernah bergabung dengan tim kesenian lain, lalu mereka berinisiatif membentuk tim sendiri. Hal ini dikarenakan hati mereka tergerak ingin menyalurkan keahiannya, ikut-ikutan sesama seniman, atau lulusan universitas jurusan seni lalu bercita-cita ingin maju bersama rekan-rekannya.

b. Tim terbentuk karena ketidaksengajaan. Biasanya, tim ini terbentuk di saat seniman-seniman lagi ngopi di warung kopi atau teman lama yang bertemu kembali kemudian bercerita tentang perkembangan komunias kesenian dilingkungannya kemudian tercetus ide membentuk tim kesenian dan dalam waktu beberapa minggu mereka sudah dapat membentuk tim sendiri, bahkan tak jarang ada yang langsung pentas pada acara-acara tertentu.

c. Tim terbentuk karena pernah satu wadah organisasi (sama-sam eks organisasi). Mereka keluar dari salah satu organisasi kemudian membentuk tim baru karena kekecewaannya terhadap manajemen organisasi yang lama, kemudian tak jarang dari mereka mengajak junior-juniornya untuk bergabung dalam komunitas barunya.

3. Ketua atau pencetus awal suatu tim biasanya adalah orang yang ahli di bidang seni pertunjukan, atau ia berpengalaman dan sering ikut dalam tim-tim kesenian lain kemudian secara tidak langsung ia telah belajar management organisasi dan mengetahui cara mengumpulkan seniman-seniman dari generasi muda dan seniman yang pernah patah semangat, lalu merayunya untuk bergabung dengannya. Kemudian ia diikuti oleh mereka membentuk tim kesenian sendiri dengan semangat yang baru, membina komunitas dengan harapan mereka lebih dapat mengekplorasi kreativitas mereka daripada mengikuti tim kesenian yang pernah mereka.

Membentuk tim yang bagus tidak seperti membalikkan telapak tangan, tim kesenian harus dibentuk dengan teliti, dengan meneliti jati diri personil-personil yang kuat, berkarakter, mampu melakukan gerakan-gerakan sulit, dan cepat mengerti maksud tujuan koreografer. Untuk mencari personil-personil ini membutuhkan waktu yang lama, oleh karena itu seorang koreografer sangat suka mengajari anak kecil menari sejak Sekolah Dasar dan SMP karena perkembangan mereka akan mengikuti karakter gerak koreografer dan mudah untuk saling mengerti, namun dapat juga dengan cara yang cepat yaitu; meminta kepada teman-teman berbeda komunitas agar boleh meminjamkan personil berbakatnya, dan siap membayar honorarium personil tersebut, tapi ini jarang terjadi, karena biasanya tim kesenian akan membentuk kepenariannya masing-masing karena ada kebanggaan sendiri menggunakan tim hasil bentukan sendiri.

Koreografer (agusyaman) dan Fotografer (maulana@able) saat berdiskusi mengenai komposisi tarian yang bagus. Ini merupakan salah satu kerja tim. 

Menurut pengalaman kami, ada beberapa macam cara mendapatkan penari yang baik dan bagus;

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline