Dalam rangka Ramadan Bercerita 2025 hari ini, saya hendak berbagi pengalaman dalam perjuangan memenangkan war takjil. Ahaaai! Untunglah saat Ramadan tahun lalu saya mengikuti huru-hara war takjil di TikTok. Alhasil, saya paham betul mengenai medan peperangan yang satu ini.
Bila Anda juga mengikuti kehebohannya, niscaya bakalan ingat betapa seseru itu war takjil tersebut. Sampai sekarang keseruannya masih terasa 'kan?
Bayangkan. Yang berpuasa pemeluk 1 agama. Yang melakukan war takjil pemeluk 6 agama. Tua muda. Laki-laki perempuan. Asal kesukuannya pun beraneka ragam. Semua boleh menjadi peserta war takjil. Syaratnya cuma satu, yaitu punya duit yang cukup untuk membayar takjil pilihannya.
Akan tetapi, sejujurnya war takjil terasa seru dan mengasyikkan hanya bagi orang-orang yang punya pikiran terbuka. Plus memiliki selera humor tinggi. Bukan yang modelan kanebo kering. Bahkan yang terpenting, punya tingkat toleransi antarumat beragama yang memadai.
Hingga di sini, Anda yang sama sekali tak tahu-menahu tentang war takjil pasti bertanya-tanya, "Seserius itukah urusan war takjil? Kok sampai ada kaitannya dengan toleransi antarumat beragama?"
Sebetulnya antara serius tidak serius. Sersan. Serius tapi santai. Santai tapi serius. Just for fun.
Pada dasarnya cuma perkara duniawi. Hanya saja dalam hidup ini dalam hal apa pun, acap kali ada orang (oknum) yang salah kaprah dalam memahami sesuatu. Terlebih sesuatu yang berkaitan dengan agama. Jadi, ada saja yang komentarnya sok asyik sendiri sehingga merusak kesenangan massal sebab war takjil itu.
Namun, mari abaikan saja yang sok asyik sendiri. Sebab faktanya, war takjil tak melanggar syariat. Tidak ada pihak yang dirugikan. Semua sama-sama senang. Adapun yang paling senang tentu para penjual takjil yang kelarisan.
War takjil memang seru, lucu, dan bikin haru. Plus (yang terpenting) mengingatkan bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk. Masyarakatnya, yakni kita semua, terdiri atas berbagai suku dan agama.
Begitulah adanya. Pada akhirnya war takjil bukan hanya perkara cari jajanan buat berbuka. Lebih dari itu, war takjil bisa menggerakkan roda perekonomian rakyat dan merekatkan kembali hubungan antarumat beragama. Yang jujur saja, pada tahun-tahun belakangan sering bermasalah.