Mohon tunggu...
Agustine Ranterapa
Agustine Ranterapa Mohon Tunggu... Guru

Aku seorang Guru SD. Tidak ada keajaiban dalam pekerjaanku. Aku tidak pernah berjalan diatas air dan aku juga tidak mampu membela lautan. Tetapi yang aku tahu, aku adalah seorang pemimpin pembelajaran yang mencintai anak-anak didikku. Karena menurutku seni tertinggi seorang guru adalah bagaimana ia menciptkan kegembiraan dalam ekspresi kreatif dan pengetahuan". Alhamdulillaah ditakdirkan menjadi seorang guru.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Refleksi Pendidikan Indonesia: Nilai Bisa Usang

21 September 2025   10:31 Diperbarui: 23 September 2025   10:03 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi Pribadi

(Refleksi tentang tujuan pendidikan, capaian pembelajaran, dan makna 'bernilai' dalam konteks Indonesia 2025-2026)

Di banyak ruang pendidikan, terjadi paradoks yang mengusik pikiran kita bahwa sekolah semakin efisien mencetak angka, tetapi belum tentu mampu membentuk manusia yang bernilai. 

Nilai rapor, rangking, atau daftar peraih juara sering dipuja sebagai tanda keberhasilan; padahal pendidikan hakikatnya jauh lebih luas, ia adalah proses membentuk individu agar mampu memberi manfaat kepada diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. 

Ketika fokus hanya terjebak pada akumulasi nilai dan sertifikat, sekolah kehilangan ruhnya sebagai lembaga yang mencetak karakter, kemauan kritis, dan kepekaan sosial. 

Fenomena ini bukan sekadar retorika idealis. Di lapangan, pemeriksaan capaian pembelajaran menunjukkan bahwa banyak anak yang lulus dengan nilai formal namun belum menguasai keterampilan dasar yang esensial seperti literasi, numerasi, berpikir kritis yang dapat diterapkan dalam kehidupan nyata. 

Oleh karenanya, marilah kita meninjau kembali,  "Apakah tujuan pendidikan sekadar memperoleh skor tinggi, ataukah menyiapkan manusia yang punya kapasitas moral dan kemampuan praktis untuk hidup bermartabat ?."

Kita tidak bisa berbicara tentang visi pendidikan tanpa memperhatikan data. Laporan-laporan resmi dan studi internasional selama 2023-2025 menegaskan adanya tantangan besar pada capaian dasar pembelajaran seperti literasi, numerasi, dan keterampilan transformatif lainnya masih memerlukan perhatian serius. 

Statistik pendidikan Indonesia 2024 yang diterbitkan BPS memaparkan gambaran struktural sistem pendidikan bahwa akses meningkat, tetapi disparitas dan kualitas pembelajaran tetap menjadi pekerjaan rumah besar (Badan Pusat Statistik Indonesia). 

World Bank dan lembaga internasional juga menegaskan adanya "learning crisis" yang membutuhkan strategi perbaikan mendasar, termasuk pemulihan pasca-pandemi, penguatan literasi awal, dan pelatihan guru berbasis bukti. 

Laporan-laporan global menekankan bahwa perangkat dan akses saja tidak cukup dan perlu intervensi harus berfokus pada kualitas pembelajaran dasar dan transfer pengetahuan ke konteks nyata (IEG World Bank Group). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun