Pendahuluan
Ada satu pemandangan yang dulu membuat saya agak risih setiap kali pulang: sebuah toren air nongkrong di atas dak cor di bagian depan rumah. Letaknya persis di atas teras, menonjol seperti pion catur raksasa. Pemilik rumah sebelumnya membangunnya sebagai tempat penyimpanan air tanah yang dipompa dengan listrik. Fungsional, memang. Tapi secara estetika? Jauh dari kata manis.
Dari Gangguan Mata Menjadi Ide Kreatif
Alih-alih membongkarnya, saya berpikir: mengapa tidak saya sulap saja menjadi sesuatu yang indah? Saya mulai membayangkan dak itu dipenuhi pot-pot tanaman, dengan toren sebagai sumber airnya. Caranya? Memodifikasi toren dengan instalasi pipa paralon yang mengelilingi dak, dan memberinya lubang di setiap titik pot.
Air yang meluap dari toren saya alirkan melewati pipa itu, dan setiap lubangnya menyemprotkan air langsung ke pot. Instalasi sederhana ini membuat penyiraman tanaman di dak menjadi otomatis begitu saya menyalakan pompa dari bawah. Tidak ada lagi angkat-angkat ember atau penyiraman manual.
Instalasi paralon di dak menyirami pot tanaman (Sumber: Dokumen Pribadi)
Air Hujan: Penyiram Gratis dari Langit
Lalu datanglah kejutan menyenangkan. Saat hujan turun, saya tidak perlu menyalakan pompa air diluar kebutuhan dapur dan kamar mandi. Curahan hujan langsung membasahi tanaman di dak, dan menyusup ke media tanam.
Saya jadi berpikir: meskipun toren saya belum diisi air hujan secara khusus, manfaat air hujan untuk kebun di dak ini sudah terasa. Bahkan, air hujan yang berlimpah, ikut menyirami tanaman di bawahnya.
Tetesan hujan membasahi tanaman di dak dan halaman. (Sumber: Dokumen Pribadi)