Mohon tunggu...
Zainul Arifin
Zainul Arifin Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa Semester 4

Selanjutnya

Tutup

Financial

IDX: EMAS, Investasi & Nostalgia: IPO Raksasa 2025

24 September 2025   19:43 Diperbarui: 24 September 2025   19:43 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi running trade pada bursa perdagangan saham (Sumber: Elvato/ DragonImages)

Siapa bilang investasi saham itu seram? Saat jutaan investor dari 24 negara menyerbu IPO PT Merdeka Gold Resources Tbk (kode saham EMAS), kita seperti menyaksikan antrian tiket konser KPop. Euforia itu menandai salah satu momen paling menarik di Bursa Efek Indonesia tahun 2025. Ini bukan sekadar listing saham; ini pertarungan antara hasrat generasi muda mencari cuan dan tradisi lama yang selalu melihat emas sebagai "pelindung nilai". Gabungan keduanya menciptakan gelombang baru yang menenggelamkan gelombang pasang lainnya.

Rekor IPO Terbesar 2025
Emiten EMAS melepas 10% sahamnya atau sekitar 1,62 miliar lembar pada kisaran harga Rp 1.800--3.020 per saham. Dari hasil bookbuilding, harga final ditetapkan Rp 2.880. Permintaan investor jauh melebihi penawaran; Bursa mencatat oversubscription 4,62 kali dengan pesanan mencapai 5,86 miliar saham. Alhasil, perseroan mengantongi dana segar sekitar Rp 4,66 triliun. Hanya 10% saham dilepas, artinya valuasi perusahaan langsung melesat ke sekitar Rp 46,59 triliun.

Coba bandingkan: Tahun 1990an, IPO seperti Telkom atau Indosat sering jadi pembuka jalan bagi investasi domestik. Kini, investor ritel dari generasi milenial dan Gen Z, yang lebih kenal kripto daripada tabungan konvensional, ikut memeriahkan. Data menunjukkan lebih dari 400.000 investor dari sekitar 24 negara ikut berpartisipasi. Ini bukan hanya IPO terbesar di Indonesia tahun 2025, tapi juga menandai jangkauan global yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Hari Pertama: Harga Langsung Melonjak

Setelah resmi tercatat di papan utama Bursa pada 23 September 2025, saham EMAS langsung meroket. Harga awal Rp 2.880 menguat hingga menyentuh batas atas otomatik (Auto Reject Atas) Rp 3.600 per saham, alias naik 25% dalam hitungan menit. Fenomena ini mengingatkan kita pada masamasa IPO BUMN 20 tahun lalu, ketika para calon investor rela antre sejak subuh. Bedanya, kali ini semua bisa dilakukan via eIPO, sebuah inovasi yang jelas memudahkan generasi digital.

Ke Mana Dana IPO Mengalir?
Pertanyaan paling klasik setelah IPO: "Uangnya buat apa?" Manajemen EMAS menjawab lugas. Sekitar seperempat dana digunakan untuk mempercepat pembangunan Proyek Emas Pani di Gorontalo. Proyek ini diklaim salah satu deposit emas terbesar di Indonesia dengan estimasi cadangan 7 juta ons. Fasilitas heap-leach telah 67% selesai pada Juni 2025, dan perseroan menargetkan produksi emas perdana pada awal 2026. Produksi awal diproyeksikan 140.000 oz per tahun, dengan potensi meningkat hingga 500.000 oz saat proyek mencapai kapasitas puncak.

Tidak hanya itu, sebagian hasil IPO juga dialokasikan untuk pembayaran utang dan modal kerja. Langkah ini memperkuat struktur permodalan induk usaha, PT Merdeka Copper Gold (MDKA), yang dikenal mengoperasikan Tambang Tujuh Bukit di Banyuwangi. Proyek Tujuh Bukit sendiri memiliki cadangan tembaga sebesar 289,3 juta ton dan dijadwalkan mulai produksi 2026. Dengan demikian, IPO EMAS bukan sekadar investasi emas, tetapi juga menjadi katalis untuk proyekproyek pertambangan nasional.

Siapa Pemiliknya?

Sebelum IPO, MDKA memegang sekitar 62,7% saham EMAS. Investor individu ternama seperti Winato Kartono (9,3%) dan Garibaldi Thohir (6,2%) juga tercatat. Setelah IPO, porsi MDKA menurun menjadi 56,46%, sedangkan publik kini memegang 10% saham. Komposisi ini menunjukkan bahwa pengendali masih mempertahankan mayoritas, tetapi memberikan ruang cukup besar bagi investor publik.

Menariknya, beberapa nama dalam jajaran pemegang saham mencerminkan hubungan sejarah dan politik. Ada menteri aktif, Sakti Wahyu Trenggono, yang memegang 0,48% saham. Ini mengingatkan pada masa ketika pejabat publik sering memiliki keterkaitan dengan perusahaan tambang, menambah warna tersendiri dalam narasi investasi.

Serbuan Generasi Muda
Kenapa minat investasi sebesar ini terjadi? Salah satu faktor kunci adalah tren harga emas global. Pada saat IPO, emas global berada di sekitar US$ 3.777,8 per ons (harga yang tinggi dibandingkan dekade sebelumnya), menarik perhatian investor ritel yang mencari lindung nilai terhadap inflasi. Selain itu, generasi muda Indonesia semakin melek investasi. Platform eIPO memungkinkan pendaftaran hanya melalui smartphone, memotong prosedur panjang yang dulu membuat generasi jadul enggan mendaftar. Karakter "fear of missing out (FOMO)" ala Gen Z memainkan peran besar.

Namun, ada pesan penting: jangan terbuai hype. Meski harga melonjak di hari pertama, keuntungan tidak selalu pasti. Selain fluktuasi harga emas, faktor seperti biaya produksi, izin lingkungan, hingga risiko politik berperan besar. Di sinilah investor harus belajar dari generasi pendahulu yang selalu menekankan prinsip kehatihatian (prudence). Emas boleh jadi mengkilap, tapi proses penambangan memerlukan manajemen risiko yang matang.

Tantangan Pani: Infrastruktur & Lingkungan
Proyek Pani bukan proyek sembarang. Terletak di Gorontalo, lokasi ini memerlukan infrastruktur memadai serta analisis dampak lingkungan yang ketat. Proses heap-leach---teknik ekstraksi dengan meneteskan larutan ke tumpukan batu---menuntut pengelolaan limbah yang tidak boleh asalasalan. Perseroan harus menjawab kekhawatiran publik tentang dampak terhadap sumber air dan ekosistem setempat.

Dalam konferensi pers, manajemen menyebut pembangunan fasilitas heap-leach sudah 75% rampung dan ditargetkan beroperasi penuh awal 2026. Mereka pun mengakui bahwa 2025 kemungkinan masih rugi karena biaya pembangunan tinggi. Namun, begitu operasi penuh, produksi bisa mencapai 75.000--85.000 oz emas pada 2026. Ini sejalan dengan rencana merampungkan fasilitas CarboninLeach (CIL) pada 2029 untuk mendongkrak kapasitas hingga 500.000 oz per tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun