Lihat ke Halaman Asli

Telisik Data

TERVERIFIKASI

write like nobody will rate you

Pandemi Corona, Prestasi Jokowi Lebih Dekat Xi Jinping Ketimbang Trump

Diperbarui: 25 Oktober 2020   11:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Xi Jinping dan Jokowi (Antara Foto/).

Donald Trump soal ancaman corona, (3/10/2020):

"Just stay calm, it will go away."

Penilaian kinerja setahun Jokowi-Maruf memerintah tidak dapat mengelak dari kondisi bencana pandemi Covid-19. Untuk menggambarkan bagaimana prestasi pemerintah secara lebih obyektif sebuah artikel yang dirilis Financial Times berjudul Covid-19: The global crisis - in data rasanya cukup mewakili. 

Tulisan yang dipublikasikan 14 Oktober itu merangkum berbagai rekaman media tentang dampak buruk pandemi terhadap perekonomian global. Ada relasi antara kemampuan suatu negara dalam mengontrol wabah dengan tingkat lesunya kinerja ekonomi negara tersebut.

Bersama dengan empat negara Asia lain yaitu Vietnam, China, Korea Selatan, dan Jepang; Financial Times mencantumkan Indonesia sebagai negara yang dianggap baik dalam menangani pandemi. Ada dua kriteria yang menjadi pertimbangan yaitu:  angka GDP (gross domestic product) dan tingkat kematian per juta penduduk.

Di antara lima negara yang dibandingkan tadi, Indonesia mencatat tingkat kematian per juta penduduk yang paling besar. Menurut worldometer pada 25/10/2020, angkanya adalah:

  • Vietnam: 0,4
  • China: 3
  • Korea Selatan: 9
  • Jepang: 13
  • Indonesia: 48

Kemudian, ranking GDP pandemi di antara lima negara tersebut, Indonesia berada di posisi 4 dengan perkiraan penyusutan sekitar -7,5 %  pada paruh pertama 2020. Posisi 5 diduduki Jepang yang melorot -8%.

Posisi tiga teratas masih sama dengan peringkat rata-rata korban jiwa yaitu berturut-turut Vietnam, China, dan Korea Selatan. Lebih beruntung lagi Vietnam dan China; meski menurun drastis tetapi mereka masih mencatat pertumbuhan GDP atau produk domestik bruto (PDB) di atas nol alias positif.

Versi pembanding yang dikutip dari tradingeconomics.com, kuartal kedua GDP Indonesia anjlok -5,32%. Sedangkan kuartal berikutnya menurut catatan kompas.com ada kenaikan menjadi -2,9%. 

Meskipun begitu Indonesia secara teknis sudah masuk resesi. Dua kuartal berturut-turut  GDP negatif menjadi kriteria suatu negara masuk kondisi tersebut.

Grafik hubungan antara kemampuan negara mengontrol wabah dengan tingkat penurunan kinerja ekonomi menurut Financial Times dengan tambahan data Indonesia yang dikutip dari tradingeconomics.com dan kompas.com (ig.ft.com).

Pandemi dan ideologi

Sekilas secara kasat mata, Indonesia dibandingkan negara lain prestasinya cukup baik. Catatan Financial Times tadi dirasa-rasa seperti sebentuk apresiasi atas kinerja pengendalian pandemi di negara-negara Asia yang cukup impresif di mana Indonesia termasuk di dalamnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline