Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pandemi Corona, Prestasi Jokowi Lebih Dekat Xi Jinping Ketimbang Trump

25 Oktober 2020   07:09 Diperbarui: 25 Oktober 2020   11:15 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Xi Jinping dan Jokowi (Antara Foto/).

Tetapi selalu ada cara untuk menghubungkan apa pun di dunia ini dengan kepentingan politik. 

Keberhasilan Indonesia mengantisipasi ketersediaan vaksin mendapat komentar miring secara tidak proporsional. Negara yang siap membantu dalam hal ini adalah China (Sinovac) dan Inggris (AstraZeneca).

Dalam hubungannya dengan penanganan Covid-19, Fadli Zon menyebut bahwa vaksin dari China disebut sebagai vaksin palu arit. Tendensi penyebutan itu mirip dengan Trump yang dulu menyebut Covid-19 sebagai kung flu atau virus China.

Konteks yang dimaksud Fadli Zon dalam acara di tvOne (22/10) itu adalah pernyataan Jokowi yang menghendaki Indonesia mandiri dalam penyediaan vaksin.

Jokowi ingin Indonesia memproduksi vaksin sendiri yang disebut vaksin merah putih. Sebagai langkah antisipasi, pemerintah juga mengimpor vaksin dari negara lain termasuk dari China. Hal tersebut dilakukan karena secara kapasitas Indonesia sulit menyediakan vaksin skala besar dalam waktu singkat.

Jair Bolsonaro, (bbc.com, 22/10/2020):

"The Brazilian people will not be anyone's guinea pig."

Komentar Fadli Zon soal vaksin ini mendapat angin pula dari Amerika Latin. Presiden Brazil, Jair Bolsonaro, yang awalnya menyepelekan corona tiba-tiba menjadi pahlawan.

Statement Bolsonaro yang menolak vaksin asal China dengan alasan uji klinis rame-rame dikutip oleh media di Indonesia. Melupakan kelalaian Bolsonaro yang mengakibatkan 150.000 rakyatnya tewas akibat wabah. Ada pun total kasusnya sendiri  sudah mencapai 5 juta lebih di sana.

Idola Bolsonaro yaitu Presiden AS Donald Trump, tak kalah gilanya. Kebohongan dan pernyataan-pernyataan menyesatkan silih berganti meluncur untuk menutupi buruknya pandemi di negara adidaya tersebut.

Amerika saat ini masih memimpin rekor dengan angka 8.770.951 kasus positif corona. Jumlah kematian sudah mencapai 229.570 jiwa atau rata-rata 692 per juta penduduk. Angka tersebut berarti sekitar 14 kali lebih buruk dari catatan Indonesia pada saat ini.

Dua negara teratas dalam grafik Financial Times yaitu Vietnam dan China kebetulan adalah negara komunis. Lantas apakah ada hubungan antara ideologi dengan tingkat keberhasilan penanganan Covid-19?

Baik implisit maupun eksplisit Financial Times tidak menyebutkan faktor ideologi sebagai penunjang utama keberhasilan penanganan wabah. Yang dikatakan yaitu, ada hubungan antara kemampuan negara dalam mengontrol pandemi dengan seberapa parah dampak ekonomi yang diakibatkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun