Lihat ke Halaman Asli

Agil Septiyan Habib

TERVERIFIKASI

Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Sentilan Kecil untuk K-Reward

Diperbarui: 29 Oktober 2019   10:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Program K-Reward Kompasiana | Sumber gambar : www.kompasiana.com

Dalam salah satu artikel terdahulu, saya pernah menuliskan terkait arti penting menulis dalam peranannya sebagai suatu investasi jangka panjang. Tulisan yang kita buat hari ini dikemudian hari bisa menjadi sumber passive income yang berharga apabila tulisan tersebut memang sarat kualitas.

Apa yang kita tuliskan hari ini nilainya tidak akan lekang oleh waktu seiring adanya orang lain yang membaca dan memetik manfaatnya. Sudah berapa banyak buku yang ditulis sekali oleh penulisnya namun terus bertahan dibaca bertahun-tahun setelahnya?

Kitab-kitab karangan ulama besar masa lalu seperti Riyadlussholihin, Nashaihul 'Ibad, Ihya' Ulumudin, dan lain sebagainya adalah beberapa contoh karya besar yang terus bertahan hingga ratusan tahun.

Tulisan-tulisan tersebut pastilah menjadi sumber pahala kebajikan tiada henti bagi penulisnya. Seandainya para penulis besar tersebut "menghendaki" royalti finansial dari buku atau kitabnya tersebut, mungkin nilainya sudah sangat-sangat tidak terkira lagi besarnya mengingat kitab-kitab karangan ulama besar itu terus dibaca dan tersebar luas ke segala penjuru hingga saat ini.

Terkait dengan tulisan yang bernilai royalti, secara pribadi saya sangat mengapresiasi program K-Reward yang diadakan oleh Kompasiana. Program ini harus diakui cukup mampu memberikan stimulus bagi para Kompasianer untuk giat menelurkan tulisan-tulisan baru, kreatif, dan unik.

Orang-orang yang sebelumnya tidak terlalu termotivasi menulis, seiring keberadaan program ini menjadi meningkat antusiasmenya. Sedangkan bagi mereka yang sudah konsisten menulis, menjadi lebih bersemangat untuk membuat konten-konten tulisan yang mampu menarik banyak minat pembaca.

Namun, setiap kebijakan pada umumnya juga memiliki sisi negatifnya.

Keberadaan K-Reward yang berdasar pada jumlah view ternyata mengundang minat sebagian Kompasianer untuk menulis konten yang cenderung pragmatis, mengikuti tren, dan bahkan terkesan clickbait.

Banyak tulisan-tulisan yang menarik secara judul namun isinya sangat tidak bermutu. Tulisan model apapun sebenarnya sah-sah saja, hanya saja tatkala pembaca "dipancing" oleh judul tanpa dibarengi isi hal itu justru akan berbuntut pada kekecewaan.

Hal-hal seperti inilah yang mendasari dibuatnya aturan baru K-Reward terkait artikel yang dihitung untuk perolehan reward adalah artikel-artikel berlabel "pilihan" saja.

Kebijakan ini semata dilakukan untuk "menjamin" bahwa tulisan yang diberi penghargaan benar-benar tulisan yang mumpuni. Meskipun pemberian label pilihan itu sendiri sejauh ini masih menjadi kontroversi di beberapa kalangan Kompasianer.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline