Saat langit berganti warna, senja terakhir memudar,
Rinduku tak lagi hanya bisik, tapi teriakan yang liar.
"Suka yang mustahil," katamu, dan senyummu bertanya,
Tak kau tahu, mustahilku adalah dirimu, seindah puisi yang tak pernah usai.
Setiap pandang, kau adalah bintang yang tak bisa kugapai,
Cahaya yang abadi, memudar dalam hening hati.
Jarak ini bukan lagi halangan, tapi sebuah janji,
Untuk mencintai tanpa batas, di antara sunyi dan harapan yang abadi.
Mustahilku adalah sebuah keyakinan yang bersemi di kalbu,
Bahwa suatu hari, dalam takdir yang tak terduga,