Lihat ke Halaman Asli

Empal alias Gepuk

Diperbarui: 28 Februari 2023   13:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foodie. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Banyak masyarakat yang sudah tidak asing dengan empal atau masyarakat Sunda menyebutnya gepuk. Makanan ini yang merupakan irisan daging sapi yang sudah digoreng dengan bumbu.

Biasanya empal atau gepuk ini umumnya digoreng dengan bumbu-bumbu dan kelapa sehingga rasanya sangat nikmat dan gurih. Gepuk sangat cocok disajikan dengan nasi hangat

Makanan ini umumnya terbuat dari daging sapi dan cara mengolahnyapun cukup mudah. Namun jika kurang tepat mengolahnya empal ataugepuk yang dihasilkan kurang baik. Banyak orang gagal sehingga teksturnya alot atau keras atau gosong di bagian pinggirnya.

Biasanya dipakai potongan daging sapi bagian has atau lulur. Paling baik memakai bagian has dalam tetapi bisa juga memakai has luar yang tak banyak berlapis lemak.

Cara memotong daging empal di Jawa melintang serat agar waktu di rebus daging cepat menjadi empuk. Tetapi gepuk Jawa Barat justru dipotong memanjang sesuai serat daging. Ketika masak hasilnya daginya mudah disuir-suir  berlapis-lapis memanjang.

Daging sapi merupakan sumber protein hewani. Namun juka dibandingkan daging berwarna merah dengan daging ikan ikan atau unggas yang berwarna putih, kadar kolesterolnya lebih tinggi. Karena banyak orang memantang mengonsumsi daging berwarna merah  dalam menu makan sehari-hari untuk menghindari meningkatnya kadar kolesterol dalam darah.

Kolesterol (cholesterol) adalah metabolit yang mengandung lemak berunsur sterol. Terdapat dalam membran sel dan diedarkan dalam plasma darah. Kolesterol merupakan jenis lemak khusus yang disebut steroid. Kolesterol dihasilkan juga oleh tubuh. Jika  pasokan dari sumber makanan yang tinggi kolesterol selerti daging merah atau jeroan,  hasil laut kecuali ikan, seperti udang, kepiting, kerang berlebihan maka akan meningkatkan kadar kolesterol dalam tubuh. Memang makanan-makanan sumber kolesteral rasanya lezat karena tinggi lemak. 

Namun rasa lezat yang membawa nikmat hanya sampai sebatas tenggorokan. Selebihnya kolesterol alan menumpuk dalam tubuh. Jika tumpukan terjadi di dinding pembuluh darah akan menyebabkan penyempitan yang menghambat aliran peredaran darah. Jika aliran peredaran darah menyempit maka sari makanan yang mengandung zat-zar gizi yang berguna bagi proses metabolisme juga akan terhambat. Dengan demikian akan muncul berbagai penyakit akibat kurang berfungsinya organ-orgam tubuh.

Penyakit-penyakit ini dinamakan penyakit tidak menular (PTM). Jika pembuluh darah menyempit dan tersumbat oleh lemak terutama di otak atau jantung tentu akubatnya fatal.

Tidak salah memanjakan lidah dengan makanan-makanan berbahan dasar daging uang kezat seperti empdl atau gepuk, steak dan sebagainya. Syaratnya konsumsilah secukupnya sesuai kebutuhan tubuh. Ibarat kata bijak " makanlah sebelum lapar dan berhentilah sebelum kenyak". Jangan makan sekenyang-kenyangnya untuk menghilangkan lapar baru berhenti.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline