Lihat ke Halaman Asli

Abdur Rosid

Mahasiswa Sosiologi

Dampak Covid-19 terhadap Perekonomian Nelayan

Diperbarui: 23 Januari 2021   14:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

COVID-19 (coronavirus disease 2019) adalah penyakit yang disebabkan oleh jenis coronavirus baru yaitu Sars-CoV-2, yang dilaporkan pertama kali di Wuhan Tiongkok pada tanggal 31 Desember 2019. Kasus orang Indonesia yang pertama kali terjadi pada tanggal 3 maret, Presiden Joko Wododo mengumumkan adanya dua kasus positif COVID-19 di Indonesia.

Jokowi mengumumkan ini di halaman istana, Medan Merdeka, Senin (2/3). Dua orang terinfeksi COVID-19 ini adalah perempuan berusia 64 tahun dan putrinya berusia 31 tahun. Mereka berdua terkena paparan infeksi COVID-19 setelah berinteraksi dengan seorang warga Jepang yang berkunjung.

Sejak itu, berbagai upaya penanggulangan dilakukan pemerintah untuk meredam dampak dari pandemi Covid-19 di berbagai sektor. Hampir seluruh sektor terdampak, tak hanya kesehatan. Sektor ekonomi juga mengalami dampak serius akibat pandemi virus corona. Pembatasan aktivitas masyarakat berpengaruh pada aktivitas bisnis yang kemudian berimbas pada perekonomian. 

Seperti yang terjadi di daerah kami yaitu daerah pesisir yang mayoritas masyarakat nya berpenghasilan dari hasil nelayan, dimana saat warga Indonesia banyak yang terkonfirmasi positif COVID-19 dan pemerintah menerapkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dan menutup tempat pembelanjaan, seperti mall, restauran, pasar dan lain-lain. 

Sejak itu nelayan di desa kami mengalami dampak yang serius dari COVID-19 ini, karena saat semua tempat pembelanjaan ditutup, hasil ikan tangkapan kami disini sebagian besar di hargai sangat murah dan bahkan tidak laku karena tempat-tempat yang biasanya menyetok hasil tangkapan kami seperti restauran dan mall ditutup, otomatis tempat-tempat itu sudah tidak menyetok lagi dan tentu hasil tangkapan kami hanya dijual atau dipasarkan di sekitar rumah, seperti tetangga dengan harga yang cukup turun drastis, tidak seperti harga standar biasanya sehingga pendapatan nelayan sangat terbatas dan tidak sebanding dengan tenaga dan modal yang dikeluarkan untuk nelayan. 

Dengan menurunnya pendapatan sehingga para nelayan di desa kami yaitu Tanjung Bumi merasa males-malesan yang biasanya tiap hari melaut sekarang seminggu cuma dua sampe tiga kali saja, karena hanya untuk kebutuhan pokok sehari-hari dalam rumah tangga dan tidak untuk dijual, karena tidak sebanding dengan tenaga dan modal yang dikeluarkan. Mengingat pendapatan pokok masyarakat di desa pesisir tanjung bumi adalah nelayan, mau tidak mau mereka harus tetap melaut meskipun hasil yang didapatkan tidak seperti harga biasanya. 

Melihat keadaan masyarakat yang bekerja sebagai nelayan ini yang sangat keterbatasan ekonomi tidak lain adalah dampak dari adanya covid-19 yang membuat mereka :

1. Membuat nelayan malas bekerja

2. Pendapatan yang tidak sesuai




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline