PEMBERDAYAAN UMKM KERIPIK UBI DI ERA DIGITAL DALAM MEWUJUDKAN KEARIFAN LOKAL DI DESA CINTAMANIS BARU, KECAMATAN AIR KUMBANG
1. Pemberdayaan UMKM Keripik Ubi di Desa Cintamanis Baru
Pemberdayaan UMKM keripik ubi di Desa Cintamanis Baru, Kecamatan Air Kumbang, telah mengalami transformasi yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir, terutama dengan masuknya teknologi digital. Sebelumnya, UMKM di desa ini mengandalkan metode pemasaran yang sangat terbatas, seperti penjualan langsung di pasar tradisional dan toko kelontong setempat. Namun, sejak di ajarkan dalam penggunaan teknologi digital, pelaku UMKM mulai beradaptasi dengan era digital, membuka peluang untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
Faktor produksi yang memengaruhi pendapatan yaitu modal usaha, jumlah tenaga kerja, dan teknologi sedangkan faktor demografi yaitu pendidikan dan usia.[1] Pelatihan yang diberikan mencakup penggunaan media sosial Yaitu WhatsApp serta pemanfaatan untuk memperkenalkan produk kepada konsumen. Banyak pelaku UMKM yang sebelumnya belum pernah terbayang untuk menjual produk mereka secara online, kini mulai memanfaatkan media sosial seperti WhatsApp, untuk memperluas pasar mereka. Sebagai contoh, salah satu UMKM di Desa Cintamanis Baru berhasil meningkatkan penjualannya hingga 30% dalam dua bulan pertama setelah bergabung dengan Aplikasi Whatsapp dan memasarkan produknya lewat media sosial.
Selain itu, teknologi digital juga memfasilitasi komunikasi langsung antara pelaku UMKM dan konsumen. Melalui WhatsApp, konsumen dapat dengan mudah memesan produk keripik ubi dan mendapatkan informasi lebih lanjut tentang produk tersebut. Ini tidak hanya menguntungkan bagi pelaku UMKM dalam hal peningkatan penjualan, tetapi juga memberikan kemudahan bagi konsumen dalam melakukan pembelian tanpa harus keluar rumah.
2. Peran Teknologi Digital dalam Pemasaran UMKM Keripik Ubi
Digital marketing memudahkan promosi penjualan, seperti penggunaan media sosial yang banyak digunakan oleh para pemasar.[2] Penting untuk dicatat bahwa peran teknologi digital sangat krusial dalam memperkenalkan produk keripik ubi ke pasar yang lebih luas. Sebelum era digital, produk keripik ubi yang dihasilkan di Desa Cintamanis Baru hanya dikenal oleh masyarakat lokal dan beberapa pengunjung pasar tradisional. Namun, dengan pemanfaatan platform media sosial, seperti WhatsApp, produk keripik ubi ini mulai dikenal oleh pasar yang lebih luas, bahkan mencapai konsumen di luar daerah.
Pelaku UMKM harus mengembangkan sistem yang ada dan menambahkan prosedur baru yang sesuai untuk menghadapi peluang dan kesulitan yang ada saat ini.[3] UMKM dapat Membuat berbagai macam produk dan jenisnya. Pengolahan dan pengubahan bentuk dan rasa pada produk pertanian akan menghasilkan nilai tambah baru yang dapat mempengaruhi harga jual yang lebih tinggi.
Pada awalnya, banyak pelaku UMKM yang merasa kesulitan untuk mengelola akun media sosial mereka. Mereka tidak memiliki keterampilan dalam hal foto produk, atau pembuatan caption yang menarik. Namun, dengan adanya pembelajaran media sosial yang diberikan oleh Mahasiswa KKN UIN Raden Fatah Palembang, pelaku UMKM mulai memperoleh keterampilan dasar untuk mengelola media sosial mereka. Keripik ubi kayu atau singkong adalah sejenis makanan ringan berupa irisan tipis dari umbi-umbian yang mengandung pati. Sebagai hasilnya,[4] banyak pelaku UMKM yang kini bisa memposting foto-foto keripik ubi yang menarik, lengkap dengan deskripsi yang menggugah selera, sehingga meningkatkan daya tarik produk di mata konsumen. Melalui pemanfaatan media sosial, banyak UMKM yang mulai berani untuk mempromosikan produk mereka kepada konsumen yang lebih luas dan lebih spesifik, sesuai dengan preferensi konsumen.
Penggunaan media sosial WhatsApp juga memberikan banyak keuntungan. Dengan sistem pemesanan online, konsumen dari berbagai daerah bisa melakukan pemesanan tanpa perlu bertemu langsung dengan penjual. Sistem ini membantu UMKM dalam mengurangi waktu operasional dan memperluas cakupan pasar mereka. Sebagai contoh, satu pelaku UMKM di desa ini melaporkan bahwa penjualannya meningkat signifikan setelah mereka memanfaatkan media sosial , yang memberikan mereka akses ke konsumen di luar daerah.