Lihat ke Halaman Asli

Abanggeutanyo

TERVERIFIKASI

“Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Belajar pada Helga dan Wika, Tak Perlu Euforia Jadi Ketua DPR

Diperbarui: 17 Juli 2021   01:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ragnhildur Helgadttir, fyrst kvenna ingforseti 1961. Gambar : althingi.is

Wanita memimpin DPR (Dewan Perwakilan rakyat) telah banyak terjadi di seluruh dunia. Apapun sebutannya untuk ketua DPR (People's Repersetative Council Speaker atau speakers of national and territorial lower houses atau lainnya) telah sangat banyak wanita dipercaya menjadi ketua DPR.

Pasca PD-2, seiring dengan pengakuan terhadap hak wanita meningkat di segala bidang termasuk dalam politk telah banyak"membuka pintu lebar-lebar paa wanita untuk berpolitik. Beberapa wanita akhirnya mencapai karier memuaskan dalam dunia politik. 

Dalam dunia parlemen (majelis rendah) pun memperkenalkan wanita memimpin DPR (majelis rendah).

Pada 1961 Ragnhild Helgadttir seorang politisi muda terpilih menjadi Lower House of the Althing Islandia. Ketika itu usianya baru 31 tahun.

Meski cuma menjabat cuma satu tahun tapi ia telah menorehkan catatan sejarah sebagai wanita pertama yang memimpin majelis rendah setingkat DPR. Helga kemudian dipilih menjadi salah satu menteri kebinet Islandia pada 1962.

Terpilih menjadi anggota DPR pada usia 25 tahun lalu menjadi ketua DPR Islandia pada usia 31 tahun merupakan prestasi luar biasa dalam perjalanan karir politk Helga. 

Dapat dibayangkan betapa bangga dan berbunganya hati Helga mendapat pengakuan atau aktualisasi diri sedemikian besarnya. Kiprah Helga telah memberi inspirasi pada wanita-wanita Islandia menjadi polikus ulung hingga dalam blantika politik Islandia.Tapi apakah Helga lantas berbunga-bunga hingga bak mabuk kepayang?

Tidak ada gambar yang memperlihatkan Helga mabuk kepayang, euforia over dosis menjurus kagum pada diri sendiri. Gambar di atas yang penulis dapatkan dari situs resmi  althingi.is  memperlihatkan salah satu sikap sederhana Helgadottir ketika memimpin sidang perdananya pada Desember 1961.

Apakah Helga merayakan keberhasilan itu seperti sebuah kemenangan besar-besaran bersama teman-teman partai politiknya (Indpendence Party) tidak jelas. Meski pada saat itu media sosmed dan HP belum secanggih saat ini diyakini Helga dan teman-temannya tidak larut dalam mabuk kepayang.

Mungkin itu gaya "kuno" Helga, kata yang meragukan kesederhanaan Helga merayakan karir politik pada masa lalu.

Baik. Mari lihat pada salah satu wanita lainnya yakni Elbieta Barbara Witek, The Speaker of Sejm (DPR Polandia) yang menjabat sejak 9 Agustus 2019.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline