Lihat ke Halaman Asli

AANG JUMPUTRA

Admin Social Media

Omong

Diperbarui: 18 Mei 2020   19:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

JC Tukiman Taruna 

Pengampu MK Community Development Planning

O M O N G

JC Tukiman Taruna

Pengampu MK Community Development Planning

Dewasa ini telah dan sedang berjangkit kecenderungan kurang kesatria dalam bermedia sosial demi mengejar popularitas diri (baca: viral), yaitu Omong Asal Omong (OAO). Berkat OAO, seminggu viral, namun satu minggu berikutnya digeruduk netizen, satu minggu nangis-nangis minta maaf, dan minggu berikutnya kemungkinan berhadapan dengan permasalahan hukum.  

Jadi, hanya dalam hitungan minggu atau bulan saja, orang yang awalnya menepuk dada karena memiliki banyak pendukung seraya OAO-nya menjadi-jadi, fase berikutnya bisa jadi orang itu meraung-raung minta maaf seribu maaf atas kesalahannya atau mengakui  kebodohannya, dsb. Sangat pendek umurnya: Kalau pun (pernah) terkenal, hanya sekejap saja orang berada dalam ketenarannya, habis itu dihujat atau bahkan mungkin kena sanksi hukum  atas omongannya itu.

Perihal omong, -tepatnya bicara- , tokoh terkenal Kahlil Gibran (dalam Sang Nabi-nya) mengajarkan empat hal sangat mendasar, dan sangat pantas kalau kita belajar tentangnya. 

Pertama, bicara atau omong itu sebaiknya membawa kedamaian pikiran. "Engkau bicara, jikalau tak menemukan kedamaian dengan fikiran, yaitu tiada tahan lagi bersembunyi diri dalam hati; maka kauhidup dengan bibirmu; dan suara katamu menjadi hiburan perintang kalbu." 

Gibran mengingatkan,  terlalu banyak omong orang akan tergoda menjadi OAO, setengah fikiran tenggelam binasa, bagaikan angkasa semesta yang terkurung dalam kalimat dan kata, sehingga ia tidak akan mampu terbang ke angkasa raya. Omong harus membawaserta kedamaian fikiran.

Kedua, jangan takut kesepian. Banyak orang bicara/omong karena takut kesepian, maka ia mencari teman yang juga gemar bicara. Mengapa orang takut kesepian? 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline