Lihat ke Halaman Asli

Fitri Agustin

mahasiswa

Penguatan Nilai-Nilai Kebangsaan Melalui Kelas Membatik Teknik Ikat Celup Bersama Pemuda IPPNU Desa Sembungjambu

Diperbarui: 7 September 2025   14:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Bersama Hasil Membatik Teknik Ikat Celup (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Mahasiswa KKN bersama remaja IPPNU melakukan sosialisasi tentang konsep dan urgensi nilai-nilai kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat. Sosialisasi ini diperdalam melalui diskusi yang menekankan bahwa batik tidak sekadar karya seni, melainkan simbol identitas nasional yang menjadi bagian dari warisan budaya dan harus terus dilestarikan. Guna menguatkan pemahaman, peserta kemudian mempraktikkan teknik membatik ikat celup sebagai bentuk internalisasi nilai kebangsaan melalui kegiatan kreatif dan produktif. Membatik teknik ikat celup adalah metode pewarnaan kain dengan cara mengikat sebagian permukaan kain menggunakan tali, karet, atau benang, kemudian mencelupkan kain ke dalam pewarna. Kegiatan ini digagas oleh mahasiswa KKN yang didukung oleh Pusat Pengembangan Kuliah Kerja Nyata LPPM Universitas Negeri Semarang (UNNES) dengan dukungan mitra terkait, yakni Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Desa Sembungjambu. Dengan suasana penuh semangat, kegiatan ini berhasil memperlihatkan bahwa seni tradisional dapat menjadi sarana memperkuat identitas kebangsaan sekaligus memupuk jiwa nasionalisme di kalangan generasi muda. 

Lebih dari itu, membatik ikat celup dapat menjadi pintu masuk untuk membuka peluang ekonomi kreatif. Dengan memanfaatkan inovasi motif, kombinasi warna, serta pengemasan produk yang menarik, hasil batik ikat celup bisa bernilai jual tinggi.  Inilah wujud nyata bahwa menjaga budaya tidak hanya berfungsi melestarikan tradisi, tetapi juga dapat menggerakkan roda ekonomi masyarakat. 

Proses praktik membatik. (Sumber Gambar: Dokumentasi Pribadi)

Dalam kegiatan ini, peserta tidak sekadar diajak berkreasi, melainkan juga dibekali dengan buku saku tutorial pembuatan batik ikat celup sebagai pedoman praktis yang dapat dipelajari secara mandiri. Kehadiran buku saku tersebut diharapkan mampu memperluas dampak kegiatan sehingga nilai kebangsaan dan keterampilan budaya yang diperoleh tidak bersifat sementara, melainkan berkelanjutan serta relevan dengan penguatan identitas nasional di tengah perkembangan zaman.

Penyerahan buku saku tutorial membuat batik teknik ikat celup kepada ketua IPPNU Desa Sembungjambu. (Sumber Gambar: Dokumentasi Pribadi)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline