Lihat ke Halaman Asli

Kadek Gita Putri

Mahasiswa/Universitas Pendidikan Ganesha

Fondasi Bahagia: 5W, 6Sa, dan Tiga Pilar Kebahagiaan

Diperbarui: 28 September 2025   23:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Hampir semua orang di dunia ini memiliki tujuan yang sama: menjadi bahagia. Namun, yang sering kali membedakan adalah cara kita memaknainya. Ada yang menganggap bahagia itu datang ketika memiliki rumah besar, mobil mewah, atau rekening yang penuh. Ada pula yang merasa bahagia ketika bisa jalan-jalan ke luar negeri, membeli barang branded, atau dikenal banyak orang. Padahal, kebahagiaan sejati tidak selalu identik dengan kemewahan. Justru, kebahagiaan lebih mudah ditemukan dalam hal-hal sederhana, ketika kita mampu bersyukur dan menjalani hidup dengan seimbang.

Dalam falsafah hidup, ada konsep 5W dan 6Sa yang mengajarkan bahwa hidup sederhana bisa menjadi jalan menuju kebahagiaan. Selain itu, kebahagiaan juga bertumpu pada tiga pilar utama kehidupan: keluarga, pekerjaan, dan komunitas. Keduanya saling melengkapi, memberi panduan agar kita tidak terjebak dalam keinginan berlebihan yang sering kali justru menjauhkan kita dari rasa bahagia itu sendiri.

5W dan 6Sa: Sederhana tapi Bermakna

Hidup sederhana tidak berarti miskin atau kekurangan. Sederhana artinya menjalani hidup dengan cukup, tidak berlebihan, dan tahu batas. Prinsip ini selaras dengan 5W, yang merupakan kebutuhan dasar manusia:

  1. Wareg (makanan) – tubuh sehat dimulai dari asupan makanan yang bergizi, cukup, dan seimbang. Tidak perlu mewah, yang penting bergizi dan menyehatkan.
  2. Wastra (pakaian) – berpakaian layak adalah bagian dari martabat. Pakaian tidak harus mahal, yang penting pantas dan sesuai kebutuhan.
  3. Wisma (rumah) – rumah nyaman adalah tempat beristirahat dan melepas penat. Sederhana tidak apa-apa, asal bisa menjadi ruang aman untuk keluarga.
  4. Waras (kesehatan) – sehat jasmani dan rohani menjadi fondasi utama kebahagiaan. Tanpa kesehatan, harta sebanyak apa pun tidak akan berarti.
  5. Waskita (pendidikan) – pendidikan membuka wawasan, memberi kesempatan, dan membantu kita membuat keputusan yang bijak dalam hidup.

Selain itu, ada juga falsafah 6Sa yang menuntun kita agar lebih bijak:

  • Sakepenake: hidup sewajarnya, tidak perlu dipaksakan.
  • Sabutuhe: utamakan yang penting, bukan yang sekadar ingin.
  • Saperlune: ambil secukupnya, jangan serakah.
  • Sacukupne: merasa cukup dengan apa yang ada, bukan terus merasa kurang.
  • Samestine: memperoleh sesuatu dengan cara yang halal dan benar.
  • Sabenere: hidup sesuai aturan, moral, dan hati nurani.

Dengan menjalankan prinsip 5W dan 6Sa, kita bisa menemukan bahwa kebahagiaan sejati bukan soal berapa banyak yang kita punya, melainkan bagaimana cara kita mensyukuri dan mengelola hidup.

Tiga Pilar Kehidupan: Penopang Kebahagiaan

Selain hidup sederhana, ada tiga pilar utama yang menopang kebahagiaan manusia dalam kehidupan sehari-hari.

  1. Keluarga
    Keluarga adalah rumah pertama bagi hati kita. Dari keluarga kita belajar cinta, kepedulian, dan dukungan tanpa syarat. Hubungan harmonis di dalam keluarga memberi rasa aman dan damai, yang menjadi dasar kuat untuk menghadapi tantangan hidup.
  2. Pekerjaan
    Bekerja tidak hanya sekadar mencari uang. Pekerjaan yang baik memberi kita ruang untuk berkembang, berkontribusi, dan menemukan jati diri. Rasa bangga atas apa yang kita lakukan membuat kita lebih bersemangat menjalani hari, sekaligus merasa hidup kita lebih bermakna.
  3. Sahabat & Komunitas
    Manusia adalah makhluk sosial. Dukungan dari sahabat dan komunitas membuat kita merasa tidak sendirian. Mereka memberi semangat, ruang berbagi cerita, serta jaringan sosial yang sehat. Dengan komunitas yang positif, kita merasa lebih diterima dan dicintai.

Ketiga pilar ini ibarat tiga kaki penyangga. Jika salah satunya goyah, maka keseimbangan kebahagiaan bisa terganggu. Karena itu, menjaga keharmonisan keluarga, menekuni pekerjaan dengan ikhlas, serta membangun hubungan baik dengan sahabat dan komunitas menjadi bagian penting dari hidup yang bahagia.

“Bahagia bukan karena memiliki segalanya, melainkan karena mampu merasa cukup dan bersyukur atas apa yang kita miliki.”

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline