Lihat ke Halaman Asli

Haidar Muhammad Yafi

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

"The Boba Teashop", Ketika Impian Berubah Menjadi Teror

Diperbarui: 3 Juni 2025   20:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

thumbnail game The Boba Teashop (sumber: Steam)

The Boba Teashop adalah game horor simulasi yang dirilis pada 21 April 2025 untuk PC. Game ini menempatkan pemain sebagai Risa, seorang wanita yang memutuskan berhenti dari pekerjaannya setelah lima tahun menabung untuk mengejar impiannya membuka toko minuman boba. Sayangnya, alih-alih membawa kebahagiaan, toko impian itu perlahan menyeret Risa ke dalam mimpi buruk yang mengerikan.

Plot

Di hari pertama pembukaan toko, segalanya tampak berjalan normal. Risa menyambut pelanggan dan membuatkan pesanan mereka dengan senyuman. Beberapa pelanggan tampak menyenangkan, termasuk seorang gadis kecil yang menyarankan variasi rasa stroberi. Namun ada pula pelanggan yang menunjukkan perilaku menggoda dan sedikit mencurigakan, seperti seorang pria muda yang meminta nomor Risa. Meskipun hal tersebut masih terasa biasa, suasana mulai berubah saat seorang wanita datang di menit-menit terakhir sebelum toko tutup. Permintaan mendesaknya untuk dibikinkan minuman menjadi awal dari berbagai kejadian aneh yang akan menyusul.

Hari-hari berikutnya, Risa menambahkan menu baru seperti kopi, stroberi, cokelat, dan matcha. Jumlah pelanggan meningkat, tetapi tekanan juga bertambah. Lampu toko mulai berkedip tak menentu. Sosok bayangan mulai terlihat. Seorang pelanggan bahkan menyinggung soal kabar wanita yang bunuh diri dari gedung yang sama. Tak hanya itu, suara-suara aneh mulai terdengar dan penampakan muncul dalam bentuk hantu menyeramkan yang mengikuti Risa di tengah kesibukannya.

Risa mulai kehilangan kendali atas kenyataan. Ia merasa lelah, tapi enggan beristirahat karena takut tokonya gagal. Ia terus memaksakan diri bekerja, bahkan ketika penglihatannya mulai kabur, dan bayang-bayang halusinasi semakin sering datang. Ia tak tahan dan mendatangi seorang Psikolog bernama Dr. Amanda yang menyarankan agar Risa mengambil waktu istirahat, namun Risa menolaknya. Ia menaruh segalanya di atas kesuksesan toko itu.

Gangguan terus meningkat. Seorang hantu mulai muncul lebih sering, terkadang membunyikan bel berkali-kali, mendesak Risa untuk memberikan pelayanan. Ada momen di mana Risa harus memalingkan wajah dan menarik napas dalam-dalam agar hantu itu menghilang, sesuai saran Dr. Amanda. Namun saran itu lambat laun tidak lagi efektif. Hantu tersebut tidak menghilang, bahkan menuntut dilayani seperti pelanggan lain.

Situasi semakin memburuk ketika pelanggan mulai menunjukkan sikap kasar. Seorang wanita pelanggan tetap menyebut pekerjaan Risa lambat dan sepele. Seorang pria botak menghina Risa, menyebutnya pecundang berkali-kali sambil memamerkan kebahagiaan keluarga kecilnya. Semua komentar merendahkan itu membuat tekanan mental Risa memuncak. Ia mulai melihat darah di lantai, bayangan aneh, dan merasakan kehadiran sesuatu yang tidak bisa ia jelaskan.

Puncaknya terjadi saat Risa tidak tahan lagi dengan perlakuan kasar pelanggan wanita. Ia kehilangan kendali dan membunuhnya. Mayat sang wanita disembunyikan di toilet. Pada hari yang sama, Risa juga diketahui membunuh pria botak beserta istri dan anaknya. Bukti berupa tiga koper besar terlihat menutupi pintu toilet pria, diduga menyimpan potongan tubuh ketiga korban tersebut.

Meskipun sudah melakukan pembunuhan, Risa tetap membuka toko seperti biasa, dengan senyum terpaksa. Ia mulai menganggap tokonya sebagai dunia kecil yang harus dilindungi dari siapapun yang mengacaukannya. Ia menjadi sangat protektif, tidak mengizinkan siapapun menggunakan toilet pelanggan. Saat seorang pelanggan laki-laki nekat masuk ke toilet karena sudah tidak tahan, ia menemukan mayat dalam kondisi mengenaskan. Saat hendak melaporkan kejadian itu, Risa menyerangnya, menyeret tubuhnya, dan bersiap untuk melakukan pembunuhan berikutnya.

cuplikan game The Boba Teashop (sumber: Steam)

Penjelasan

Apa yang terjadi pada Risa bisa dipahami sebagai akibat dari tekanan psikologis yang berat. Bermula dari impian yang murni dan usaha keras selama bertahun-tahun, Risa berubah menjadi sosok yang tak mampu lagi membedakan mana realita dan mana ilusi. Ia merasa terperangkap dalam ekspektasi dan penilaian orang lain, yang terus-menerus menganggapnya remeh, mengomentari pekerjaannya, dan mengganggu kenyamanan toko yang ia anggap sebagai tempat pelariannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline