Lihat ke Halaman Asli

Edi Abdullah

TERVERIFIKASI

Bekerja Sebagai Widyaiswara Pada Lembaga Administrasi Negara RI

Ramadhan sebagai Pusat Pelatihan untuk Berintegritas

Diperbarui: 12 April 2021   10:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber foto: tribunnews.com

"Jika Engkau Ingin Melatih Dirimu Berintegritas, Maka Latihlah Dibulan Suci Ramadhan" Ajibon 1982

Bulan Ramadhan jangan biarkan berlalu tanpa makna, bulan ini bisa menjadi bulan untuk menepah diri menjadi berintegriras dan jujur, jika besi ditempa api untuk menjadi pedang, maka bulan Ramadhan menempa manusia untuk menjadi Permata yang berkilau dan indah dari sikap taduknya,menyejukkan siapapun ,dan dimanapun.

"Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian untuk berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa. (Al-Baqarah: 183). Inilah ayat yang menjadi landasan yang mewajibkan ummat islam untuk melaksanakan puasa khususnya dibulan suci Ramadan ini. Momentum berpuasa selama kurang lebih sebulan dibulan suci Ramadan.

Puasa memang merupakan sebuah kewajiban dan tidak mungkin ALLAH SWT mewajibkan suatu hal untuk dilaksanakan jika didalamnya tidak terdapat sesuatu yang sangat bermanfaat, bahkan diakhir surah AL-Baqarah tersebut dijelaskan bahwa kewajiban puasa bagi kalian tidak lain memiliki output akhir yakni menjadikan ummat manusia menjadi bertaqwa,secara bahasa kata Taqwa secara bahasa berasal dari kata  berasal dari kata waqa yang artinya memelihara, yakni menjaga diri agar selamat dunia dan akhirat.

Karena itu momentum bulan suci Ramadan ini harusnya mampu dijadikan sebagai ajang untuk melatih diri menjadi seorang pemimpin yang mampu membawah sebuah perubahan bagi rakyat yang dipimpinnya, karena itu jika anda ingin mengasah kepemiminan anda sehinggah mampu mencapai kesuksesan dunia dan akhirat maka disiilah momentumnya, dibulan suci Ramadan ini saatnya membangun salah satu karakter seorang pemimpin sejadi dan abadi adalah mereka memiliki Sikap Jujur atau Integritas Sebahagian orang tentunya memiliki ambisi untuk menjadi Pemimpin atau Leader dalam konstelasi politik misalnya acap disaksikan bagaiman proses suksesi pesta Demokrasi melalui Pilkada penuh dengan persaingan yang begituh kompetitif. 

Namun tidak jarang justru pemimpin yang terpilih sebelum memasuki masa berakhir dari kepemipinannya justru dia terjebak dalam pusaran kasus korupsi. semua ini terjadi disebabkan oleh masih rendahnya kejujuran atau integritas yang dimiliki seorang pejabat.

Menjadi seorang pemimpin tentunya memerlukan kompetensi khusus,menjadi pemimpin (Leader) tanpa mengetahui ilmunya maka kepemimpinan itu akan menjadi sia-sia dan tidak jarang seorang pemimpin akan terjerumus kedalam jeruji besi karena persolan karakter seperti melakukan korupsi. 

Sudah banyak Pemimpin selevel Kepala Daerah Gubernur/Bupati/walikota mengalami nasib tragis  dalam karirnya yakni berkahir dibelakang Jeruji Besi karena harus mempertanggungjawabkan perbuatannya karena terseret pusaran Korupsi. Menjadi Pemimpin tentunya harus memiliki pengaruh.

Pemimpin dan Pengaruh ibaratnya dua sisi mata uang yang tak terpisahkan, seorang pemimpin tanpa memiliki pengaruh maka kepemimpinan itu menjadi mati seperti halnya Zombi hidup tanpa jiwa , pengaruh merupakan jiwa dari sebuah kepemimpinan, sehinggah kepemimpinan kemampuan mengarahkan orang untuk mengikuti apa yang kita inginkan dalam mencapai sebuah tujuan.

Puasa dibulan suci Ramadan ini bisa dijadikan training untuk mengembalikan nilai-nilai kejujuran yang ada dalam diri manusia sebagai pengejantawahan sifat-sifast ilahi yang ditiupkan kedalam diri manusai melalui roh sehinggah sifat sifat tuhan tetap bisa hidup dan dirasakan sehinggah ketika lebaran datang disebut dengan lebaran idul fitrih yang bermakna manusai kembali kefitrahnya yakni sala satu fitrah tersebut adalah menjadi manusia yang jujur. 

Puasa akan melatih kita menjadi jujur (berintegritas), karena dengan berpuasa kita membiasakan idiri untuk tidak makan ataupun minum meskipun tidak ada orang yang mengawasi namun menyadari Allah SWT senantiasa mengawasi sikap tanduknya setiap saat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline