Lihat ke Halaman Asli

Nia Retno

Mahasiswa

Tak ingin program PPL terintregasi KKL-nya sia-sia, Mahasiswa BKI UIN Sunan Kudus ajak PM Muria Jaya ciptakan afirmasi positif melalui terapi

Diperbarui: 11 Juli 2025   09:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Potret Penerima Manfaat (PM) setelah menjalani terapi SEFT (Sumber : Dokumentasi Pribadi (24/06/2025)

Kudus,-- Mahasiswa Peserta Program Pengalaman Lapangan (PPL) Terintegrasi Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kudus kembali menunjukkan kepedulian sosialnya. Kali ini, mereka sukses melaksanakan program Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) Therapy khusus bagi penyandang disabilitas mental di Rumah Pelayanan Sosial dan Disabilitas Mental (RPSDM) Muria Jaya, Kudus.

Kegiatan yang berlangsung pada (24/06/2025) bertujuan untuk membantu Penerima Manfaat (PM) mengatasi hambatan emosional dan spiritual. Program SEFT Therapy ini merupakan salah satu bentuk implementasi ilmu yang didapatkan di bangku perkuliahan, sekaligus wujud nyata kontribusi mahasiswa UIN Sunan Kudus kepada masyarakat. Di bawah bimbingan dosen Feri Kristianawati, para mahasiswa merancang sesi terapi yang terstruktur, fokus pada teknik-teknik tapping (ketukan ringan) pada titik-titik meridian tubuh sambil mengucapkan afirmasi positif.

Para mahasiswa dengan sabar dan penuh empati membimbing setiap PM RPSDM Muria Jaya dalam melakukan gerakan tapping. Mereka juga memastikan setiap sesi disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing individu. Suasana kegiatan terpancar kehangatan dan dukungan, menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi para peserta untuk membuka diri.

"Kami menyadari bahwa disabilitas mental seringkali disertai dengan tantangan emosional dan spiritual. Melalui SEFT Therapy, kami berharap dapat membantu mereka melepaskan emosi negatif, meningkatkan ketenangan batin, dan membangun resiliensi," jelas Amara Zulfa El Husna selaku pemateri dalam program tersebut. Sejalan dengan Amara, Akbar Firmansyah Ari Putro juga mengungkapkan bahwa dirinya sangat termotivasi setelah menjalani terapi tersebut, "Ini adalah pengalaman yang sangat berharga bagi kami, bisa berbagi dan melihat langsung dampak positif dari terapi ini," ungkapnya.  

Pihak RPSDM Muria Jaya menyambut baik inisiatif mahasiswa UIN Sunan Kudus ini. "Kami sangat berterima kasih atas program SEFT Therapy ini. Kami melihat adanya respons positif dari penghuni kami. Ada yang terlihat lebih tenang, ada pula yang menunjukkan peningkatan ekspresi emosi secara lebih sehat," tutur Muhammad Yafi Alfianto selaku pembimbing Lapangan RPSDM Muria Jaya. "Kerja sama semacam ini sangat membantu kami dalam memberikan pelayanan terbaik bagi para PM," lanjutnya.

Kegiatan ini tidak hanya memberikan manfaat bagi para penghuni RPSDM Muria Jaya, tetapi juga menjadi pengalaman belajar yang tak ternilai bagi para mahasiswa. Mereka mendapatkan kesempatan untuk mengaplikasikan teori ke dalam praktik, mengasah kemampuan interpersonal, serta menumbuhkan empati dan kepedulian terhadap sesama. Program SEFT Therapy ini diharapkan dapat menjadi salah satu langkah kecil namun berarti dalam mendukung kesejahteraan penyandang disabilitas mental di Indonesia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline