Mohon tunggu...
Suparmin
Suparmin Mohon Tunggu... Seorang Pendidik Tingkat SMA di Kabupaten Gowa, Sulsel

Tebarkanlah kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Prof. Mu'ti; PM Boleh Sempit, tetapi Dalam

23 Juli 2025   08:47 Diperbarui: 23 Juli 2025   13:01 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sambutan Mendikdasmen pada Sosialisasi Permendikdasmen No 13 Tahun 2025. Tangkapan layar

Tulisan ini saya rangkum saat mendengarkan sambutan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah pada acara sosialisasi Permendidikdasmen No.13 tahun 2025. 

Pendekatan Pembelajaran Mendalam (PM) memiliki ciri khas yang unik, yaitu cakupannya yang mungkin saja sempit, tetapi digali secara mendalam. Meskipun materinya tidak banyak, pembelajaran ini memungkinkan eksplorasi yang luas karena pendekatannya bersifat integratif. Artinya, PM tidak hanya fokus pada pemahaman isi kurikulum yang tertulis, tetapi juga memperhatikan aspek-aspek tersembunyi dari proses pendidikan---dikenal sebagai hidden curriculum. Salah satu tujuan utama pendekatan ini adalah memberi ruang kepada murid untuk mengalami berbagai bentuk pembelajaran yang membentuk sikap, nilai, dan cara pandang mereka melalui pengalaman langsung di lingkungan sekolah.

PM memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar tidak hanya dari guru atau buku, tetapi juga dari interaksi antarteman, kegiatan ekstrakurikuler, pengembangan bakat dan minat, hingga pengalaman dalam kegiatan kepanduan. Untuk mendukung ini, sekolah perlu menciptakan suasana belajar yang kondusif yakni situasi yang menjadikan murid merasa aman, dihargai, dan termotivasi untuk bertanya, berpikir kritis, serta mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan nyata.

Penting juga untuk memastikan bahwa setiap murid mendapat perhatian yang setara dari guru. Prinsip mindfulness dalam pembelajaran bukan hanya soal mengajak murid merenung atau berpikir kritis, melainkan juga tentang mendorong mereka untuk mampu menyelesaikan masalah dan terlibat aktif dalam proses belajar. Dalam konteks ini, setiap murid dihargai dan diberi ruang untuk menunjukkan kontribusinya. Pembelajaran yang mindful membuka ruang bagi murid untuk mengaitkan apa yang mereka pelajari dengan pengalaman pribadi, lingkungan keluarga, maupun pandangan mereka terhadap dunia. Ini membantu mereka menemukan makna dan manfaat dari setiap materi yang dipelajari, baik di sekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Sementara itu, joyful learning tidak sekadar berarti suasana belajar yang menyenangkan secara lahiriah. Pembelajaran yang menyenangkan dalam konteks ini adalah ketika murid merasa termotivasi secara intrinsik karena mampu menemukan makna dari pembelajaran yang mereka jalani. Dari sinilah semangat belajar tumbuh secara alami, mendorong mereka untuk terus mengeksplorasi pengetahuan. Dengan pendekatan seperti ini, ekosistem pembelajaran pun menjadi lebih luas dan kuat. Proses belajar tidak lagi terbatas di ruang kelas atau sekolah saja, melainkan meluas ke lingkungan keluarga, masyarakat, bahkan media. Semua elemen ini saling terhubung dan memperkaya pengalaman belajar murid, menciptakan pembelajaran yang benar-benar bermakna dan berkelanjutan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun