Mohon tunggu...
Suparmin
Suparmin Mohon Tunggu... Seorang Pendidik Tingkat SMA di Kabupaten Gowa, Sulsel

Tebarkanlah kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

PM Membangun Pembelajaran Utuh; Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik

17 Juli 2025   09:30 Diperbarui: 17 Juli 2025   09:30 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran mendalam. dokpri

Dalam proses pembelajaran yang bermakna, seorang guru tidak cukup hanya mengajak murid untuk memahami materi secara kognitif. Lebih dari itu, pembelajaran seharusnya mencakup tiga tahapan utama yang dikenal dengan pengalaman belajar, yakni memahami, mengaplikasi, dan merefleksi. Ketiga tahapan ini berjalan secara berkesinambungan dan saling memperkuat. Pada tahap memahami, murid diajak untuk membangun pengetahuan dengan mengaitkan informasi baru dengan pengalaman atau pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Guru memfasilitasi proses ini melalui berbagai strategi, seperti membaca kritis, berdiskusi, mengamati, atau menonton tayangan informatif yang relevan. Artinya, guru harus menyiapkan proses pembelajaran sebelum masuk ke kelas. Jika tahapan strategi pembelajaran dilakukan bervariasi, prinsip menggembirakan akan tumbuh alamiah.

Namun, pembelajaran tidak boleh berhenti sampai di situ, sekadar memahami. Murid juga perlu masuk ke tahap mengaplikasi, yaitu menerapkan pemahaman tersebut dalam konteks nyata. Inilah bagian penting dari pembelajaran aktif yang tidak hanya melatih aspek kognitif, tetapi juga menyentuh aspek afektif dan psikomotorik. Misalnya, dalam pembelajaran bahasa Indonesia, murid tidak hanya diminta memahami ciri-ciri teks eksposisi, tetapi juga diminta menulis teks tersebut berdasarkan hasil pengamatan langsung terhadap isu di lingkungan sekitar. Ini melibatkan multikemampuan mereka.

Pada aspek afektif, murid ditumbuhkan kesadarannya untuk bersikap terbuka, menghargai pendapat, memiliki empati, dan mampu menginternalisasi nilai-nilai kehidupan yang muncul dari proses pembelajaran. Misalnya, saat membahas teks tentang pelestarian lingkungan, peserta didik diajak untuk menyadari pentingnya menjaga alam dan menunjukkan perubahan sikap nyata, seperti mengurangi penggunaan plastik atau ikut dalam kegiatan kebersihan sekolah. Ini penting dilakukan secara bertahap. Jika murid sudah sadar akan bahaya sampah plastik, membuang sampah pada tempatnya, dan mengedukasi teman atau keluarga agar senantiasa menjaga kebersihan, prinsip kebermaknaan sudah tumbuh.

Sementara itu, aspek psikomotorik lebih menekankan pada tindakan atau keterampilan fisik yang muncul dari proses pembelajaran. Ini bisa berupa kegiatan seperti praktik presentasi, membuat poster, melakukan eksperimen, atau bermain peran. Dalam kegiatan ini, murid tidak hanya diam atau mencatat, tetapi aktif secara fisik dan mental. Mereka menggunakan tangan, tubuh, dan pikiran untuk mengekspresikan dan membuktikan pemahaman mereka secara nyata.

Tahapan akhir, yaitu refleksi, menjadi momen penting untuk menguatkan pengalaman belajar. Di sinilah murid diajak untuk menilai kembali proses yang telah dilalui---apa yang mereka pelajari, bagaimana perasaannya, apa tantangan yang dihadapi, dan apa makna yang mereka dapatkan. Refleksi dapat dilakukan melalui jurnal, diskusi kelas, atau pertanyaan pemantik yang diajukan guru. Dengan demikian, pembelajaran tidak hanya berhenti pada pengetahuan, tetapi juga meninggalkan jejak sikap dan keterampilan yang mendalam.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun