Dalam politik Indonesia, jabatan Menpora kerap diperebutkan. Kursi ini sering dijadikan akomodasi politik bagi partai atau kelompok tertentu. Beberapa kemungkinan pengisi kursi Menpora bisa dibaca dari tiga kategori.
Pertama, kader partai koalisi. Reshuffle juga soal menjaga keseimbangan politik. Kursi Menpora bisa saja diisi oleh kader partai pendukung pemerintah yang belum mendapat jatah besar di kabinet.
Kedua, tokoh pemuda dan aktivis. Ada kemungkinan figur dari kalangan organisasi kepemudaan atau aktivis mahasiswa yang dinilai punya kedekatan dengan pemerintah. Sosok ini bisa memberi legitimasi moral bahwa kursi Menpora memang diisi orang yang mengerti dunia pemuda.
Ketiga, figur olahraga. Dengan agenda besar seperti persiapan Olimpiade, Piala Dunia U-20, hingga pembinaan atlet nasional, tokoh olahraga atau mantan pejabat KONI juga bisa menjadi kandidat kuat.
Publik saat ini masih menunggu sinyal dari Presiden, karena belum ada nama resmi diumumkan untuk kursi Menpora.
Tantangan Menpora Baru
Siapa pun yang ditunjuk nanti, pekerjaan rumah Menpora tidaklah ringan. Ada beberapa agenda strategis yang menanti.
Pertama, mengelola bonus demografi. Generasi muda Indonesia sedang berada dalam puncak produktivitas. Kebijakan yang tepat bisa menjadikan mereka motor pembangunan, tetapi jika salah kelola, bisa memicu masalah sosial.
Kedua, pembinaan atlet nasional. Dunia olahraga Indonesia masih menghadapi banyak persoalan: minimnya fasilitas, manajemen federasi yang bermasalah, hingga perhatian pemerintah yang sering setengah hati.
Ketiga, meningkatkan partisipasi pemuda. Anak muda hari ini cenderung apatis terhadap politik dan kebijakan publik. Menpora harus hadir dengan program yang benar-benar relevan bagi generasi Z dan milenial.
Keempat, memberdayakan komunitas. Dari level desa hingga kota, komunitas anak muda tumbuh pesat. Mereka butuh dukungan, bukan sekadar seremoni atau jargon.