Namun demikian, di tengah semua kepungan kepentingan yang dijelaskan di atas, kita masih menjadi saksi dari kegigihan luar biasa para anak pacu yang mendayung hingga batas tenaga demi harga diri kampungnya. Kita masih merasakan getaran kebanggaan terhadap jalur yang tulus saat sebuah jalur melesat di depan mata. Bagaimana anak jalur yang berlatih setiap hari, tukang pahat dan hias jalur yang sungguh-sungguh, serta euforia masyarakat Kuantan Singingi itu sendiri. Ini adalah aset budaya yang tak ternilai, yang terbukti tetap hidup dan terus mendunia.
Salam Kayuah!
Â
Tulisan Oleh: Amirul Zaky Ihram, Mahasiswa Ilmu Hadis Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Email: amirulzakyihram72@gmail.comÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI