Mohon tunggu...
Amirudin Mahmud
Amirudin Mahmud Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan pemerhati sosial-politik

Penulis Buku "Guru Tak Boleh Sejahtera" Bekerja di SDN Unggulan Srengseng I Indramayu Blog. http://amirudinmahmud.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Politik Nazar atau Nazar Politik

29 Maret 2016   07:55 Diperbarui: 29 Maret 2016   08:06 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

 

Diikutip dari wikipedia.org, politik ialah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun nonkonstitusional. Di samping itu politik juga dapat ditilik dari sudut pandang berbeda, yaitu antara lain: politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama (teori klasik Aristoteles).

Untuk meraih tujuan, dalam politik, semua hal dapat dilakukan. Berbagai strategi digunakan. Bermacam-macam cara dilakukan. Siapa saja bisa dimanfaatkan. Apa saja ditempuh. Politik hanya melihat target atau tujuan. Yang tak lain adalah kekuasaan. Maka, tak jarang politik menghalalkan segala cara, strategi atau apa pun namanya. Politik memang buta segala.

Salah satu yang kerapkali digunakan dalam politik adalah dogma agama. Agama dijadikan tunggangan. Ayat-ayat Allah SWT dijual murah untuk tujuan politik. Mengatasnamakan agama politik memperalat penganutnya. Agama yang suci nan  sakral itu tereduksi nilainya karena bercampur dengan kepentingan duniawi yang hina. Karena kerakusan manusia, politik tidak mampu mendatangkan kemaslahatan dan kebaikan bagi masyarakat luas.

Masih segar dalam ingatan, hirup pikuk Pilpres 2014 yang lalu. Persaingan kedua kubu pasangan Calon Presiden (Capres) sangat keras. Konfrontasi kedua belah pihak sangat dirasakan sampai pada level masyarakat paling bawah. Masing-masing menggunakan berbagai cara, strategi. Tak bisa dihindari fitnah bermunculan. Kebohongan dilakukan di setiap moment dan tempat. Semua  itu dilakukan untuk mencapai tujuan politik yang ingin dicapai.

Salah satu yang ramai  dibicarakan publik saat itu diantaranya adalah nazar seorang Amin Rais, petinggi Parta Amanat Nasional (PAN). Karena keyakinannya terhadap Capres yang diusung, mantan Ketua MPR RI itu bernazar untuk berjalan dari Yogyakarta ke Jakarta bila pasangan Jokowi-JK menang. Tokoh Koalisi Merah Putih (KMP) yang gaya bicaranya lugas itu sangat yakin Prabowo-Hata yang didukungnya pasti akan menang. Bagaimana saat Jokowi-JK menang, menjadi Presiden? Apa Nazar itu dilakukan? Anda pasti mengetahui jawabanya.


Tak hanya Amin Rais yang telah menggunakan nazar sebagai alat politik. Ahmad Dhani, musisi ternama tanah air juga melalukan hal sama. Diiringi dengan kebencian yang memuncak, ia bernazar akan memotong kemaluannya sendiri jika Jokowi-JK menang. Kesombongan tingkat tinggi membuat Ahmad Dhani tak mampu berpikir rasional. Apa nazar itu dilaksanakan setelah kemenangan diraih Jokowi-JK? Pastinya anda dan saya tidak mungkin mengetahuinya. Hanya Mulan Jamela, istri Dhani, yang mengetahuinya. Masih banyak para politisi tanah air yang menggunakan nazar untuk tujuan atau kepentingan politik yang diperjuangkan. Sebut saja Anas Urabaningrum, Dorce Gamalama, Debby Roma Irama dan lainnya.

Paling Mutakhir, adalah nazar Habiburrokhman di panggung politik DKI Jakarta menjelang Pilkada serentak 2017. Kepala Bidang Advokasi DPP Partai Gerindra  itu berjanji akan terjun dari Monumen Nasional (Monas) jika "Teman Ahok" berhasil mengumpulkan data satu juta formulir KTP. Melalui akun Twitter-nya, @habiburokhman, mengatakan, “Saya berani terjun bebas dari Puncak Monas kalau KTP dukung Ahok beneran cukup untuk nyalon. #KTPdukungAhokcumaomdo???"  Ketika dikonfirmasi awak media,  Habiburrokhman menegaskan bahwa jumlah formulir KTP yang diumumkan merupakan kebohongan. Sebab, dia melihat booth (stand) Teman Ahok di mal selalu sepi. Itu hanya omong kosong. (megapolitan.kompas.com)

Fakta-fakta politik di atas, saya menyebutnya sebagai politik nazar atau nazar politik. Yakni politik yang menggunakan nazar dalam merebut atau meraih kekuasaan. Nazar sendiri merupakan ajaran Islam. Nazar tak lain adalah sumpah dengan mengatasnamakan nama Allah SWT atau Rasulullah SAW.

Apa Nazar itu?

Nazar atau sumpah dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai: 1. Pernyataan yang diucapkan secara resmi dengan bersaksi kepada Allah SWT untuk menguatkan kebenaran dan kesungguhan. 2. Pernyataan yang disertai tekad melakukan sesuatu menguatkan kebenarannya atau berani menerima sesuatu bila yang dinyatakan tidak benar.3.Janji atau ikrar yang teguh (akan menunaikan sesuatu).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun