Mohon tunggu...
Amiruddin Aliah
Amiruddin Aliah Mohon Tunggu... -

diam itu bukan emas

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Belajar Bersahabat pada Pasek Suardika

10 Januari 2014   20:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:56 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ANAS Urbaningrum telah resmi ditahan. Saya pribadi menilai kasus Anas akan jadi ujian terbesar dan pertaruhan nama baik KPK dan pengadilan tipikor yang kelak akan mengadilinya. Lamanya Anas bebas dengan status tersangka memunculkan pendapat sejumlah orang bahwa dugaan gratifikasi mobil tak cukup kuat menjeratnya apalagi membawanya ke Monas untuk digantung sesuai "janjinya" jika terbukti ikut menikmati proyek Hambalang.

Tapi, sudahlah tentang Anas. Dia sudah ditahan dan kita tunggu saja siapa yang benar dan siapa yang berdusta dalam kasus ini. Seperti kata Anas, "Mudah-mudahan peristiwa ini punya arti, punya makna dan menjadi hadiah tahun baru 2014. Yang lain-lain nanti saja. Yang saya yakini bahwa ketika kita berjuang demi kebenaran dan keadilan, saya yakin betul ujungnya adalah kebenaran yang akan menang."

Saya sendiri lebih tertarik membahas politisi Demokrat, Gede Pasek Suardika. Tapi bukan sebagai politisi tapi sosok sahabat Anas. Mungkin, sejak Anas digoyang di Demokrat dan mulai dihubung-hubungkan dengan kasus korupsi Hambalang, Pasek menjadi satu dari beberapa orang yang dengan setia mendampingi Anas. Bahkan siang tadi, saat Anas datang ke KPK untuk memenuhi panggilan pemeriksaan, Pasek juga terlihat berada di lobi Gedung KPK.

Tak banyak orang seberuntung Anas yang memiliki sahabat seperti Pasek. Seperti banyak ditulis di media, karena persahabatannya dengan Anas, Pasek harus menjadi bagian dari "bersih-bersih" loyalis di Senayan. Selama di DPR, ia dirotasi hingga empat kali dalam waktu empat setengah tahun. Sambil bercanda, Pasek berkata, "Saya pengen buat rekor MURI 4,5 tahun di DPR empat kali pindah komisi (Komisi X, II, III, dan IX). Apa mau dipindah lagi?"

Pasek sendiri menjadi bagian "bersih-bersih" loyalis Anas setelah bergabung dengan Perhimpunan Pergerakan Indonesia. Ormas ini memang sengaja didirikan untuk menampung loyalis Anas. Namun belakangan Demokrat terusik. Meski begitu, Pasek tak gentar. Ia bahkan menegaskan bahwa dirinya memang ikut mendirikan Perhimpunan itu di rumah bekas Ketua Umum Demokrat tersebut.
Baginya, larangan kader Demokrat bergabung ke Perhimpunan Pergerakan Indonesia melanggar Pasal 28 Undang Undang Dasar 1945 tentang hak untuk berserikat dan berkumpul.

Pertemanan Anas dan Pasek sudah terjalin lama, ketika mereka masih sama-sama ketua himpunan mahasiswa. Anas Urbaningrum sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), sementara Pasek sebagai Ketua Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI). Pertemanan mereka di himpunan
kemahasiswaan berlanjut ke jenjang politik hingga sama-sama menjadi kader Partai Demokrat. Di masa kepemimpinan Anas di Demokrat, Pasek sempat menjabat sebagai Ketua Departemen Pemuda dan Olahraga, menggantikan Andi Mallarangeng (http://politik.kompasiana.com/2013/04/09/i-gede-pasek-suardika-
tidak-nyaleg-buah-kekecewaan-kepada-sifat-otoriter-sby-544413.html).


Di acara ILC TVOne, Pasek juga sudah menegaskan bagaimana persahabatannya dengan Anas. Seperti dalam video ILC yang diunggah di http://www.youtube.com/watch?v=upPyR_mveTI, usai dirotasi di DPR, Pasek
mengatakan, baginya persahabatan itu di atas jabatan. "Saya tidak mau kehilangan sahabat saya," kata Anas.

Ya, Anas memang tersangka korupsi. Anas yang terus membantah ikut menikmati aliran dana Hambalang dan "proyek lainnya" juga sudah ditahan. Lalu, manusiawi jika pada akhirnya, sebagian besar warga akan berkesimpulan Anas memang bersalah. Tapi, Pasek seorang sahabat. Ia tak pernah meninggalkan sahabatnya dan itu pelajaran bagi sahabat lain. (*)

Barru, 10 Januari 2014
(Seperti biasa, masih dari atas Ranjang)

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun