Disclaimer: Tulisan ini bukan untuk merendahkan profesi PRT, ART dan sejenisnya!
--
Bayangkan! Saya, Anda dan Kita semua memiliki pembantu. Pembantu bertugas melaksanakan semua pekerjaan yang kita suruh. Pembantu mendapatkan penghasilan Rp5jt/bln, asuransi kesehatan, tunjangan pensiun, uang makan Rp30rb/hari. (Kira-kira penghasilan yang diterimanya ini kategori besar atau sedang atau kecil?)
Salah satu tugas yang diberikan adalah membeli sebuah mobil baru (misalkan Toyota Innova) di kota yang sama (lokasi Jakarta). Untuk itu diberikan kartu kredit dengan limit Rp300jt.
Harga mobil lengkap total 250jt. Transport PP ke lokasi 500rb. Biaya seluruhnya Rp250,5jt. Akan tetapi pertanggungjawaban pembelian oleh pembantu sebesar Rp252jt. Rinciannya: harga mobil 250jt, transport pulang-pergi Rp500rb, HONOR/UANG LELAH Rp500rb, RAPAT NEGOSIASI dengan penjual di hotel Rp500rb, KONSUMSI RAPAT Rp500rb.
Terdapat selisih Rp1,5jt (252-250,5). Ternyata si pembantu tidak menggunakan taksi melainkan angkutan umum dengan ongkos Rp100rb. Dengan demikian pembantu mendapatkan keuntungan dan kenikmatan berupa hotel dan konsumsi, serta uang lebih Rp400rb (manipulasi ongkos taksi).
Hal-hal seperti ini hampir pasti selalu dilakukan oleh si Pembantu dalam setiap tugas yang diberikan oleh Majikan.
--
Sebagai majikan yang telah memberikan penghasilan dan fasilitas lainnya kepada pembantu, akankah kita kecewa bahkan marah? Secara logika dan manusiawi tentulah demikian.
Pembantu telah memanfaatkan tugas yang diberikan untuk mendapatkan kenikmatan dan tambahan uang. Kegiatan yang seharusnya tidak perlu ada, diada-adakan agar bisa memberikan keuntungan untuk si Pembantu (menikmati hotel dan makan-makan). Apalagi merasa yang membayar adalah sang Majikan. Padahal tanpa kegiatan/biaya tambahan, mobil tetap bisa dibeli dengan biaya yang lebih rendah/murah.
Apalagi pembantu juga ternyata telah melakukan manipulasi. Hal Ini pun belum termasuk bila biaya-biaya lainnya tersebut adalah fiktif, bukan sebenarnya (biaya real lebih murah) atau melakukan kongkalikong dengan petugas penjual mobil.