Mohon tunggu...
Amirsyah Oke
Amirsyah Oke Mohon Tunggu... Administrasi - Hobi Nulis

Pemerhati Keuangan negara. Artikel saya adalah pemikiran & pendapat pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Bulan Puasa Tak Harus Puasa Medsos

17 Mei 2019   18:09 Diperbarui: 17 Mei 2019   18:12 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi media sosial (Kompas.com)

Umat Islam diwajibkan berpuasa selama bulan Ramadhan. Oleh karena itulah bulan Ramadhan juga dinamakan sebagai bulan Puasa. Puasa dengan menahan diri untuk tidak makan dan minum dari semenjak subuh hingga datangnya waktu magrib.

Akan tetapi puasa bukan sekadar menahan lapar dan dahaga saja. Nafsu yang lain pun harus ditahan sebisa mungkin. Tidak boleh marah-marah, tidak boleh berbohong, dilarang fitnah dan sebar hoax, dan aneka perbuatan lain yang dilarang agama. Puasa tanpa menahan nafsu secara keseluruhan maka tidak akan mendapatkan pahala dan keutamaan puasa. Yang didapatkan hanyalah haus dan lapar saja.

Dengan alasan ingin mengendalikan nafsu selama bulan puasa agar mendapatkan pahala dan keutamaan puasa, maka ada pihak yang sama sekali tidak mau mengakses media sosial. Alasannya, banyak konten dan informasi di medsos yang memancing pelampiasan nafsu. Akibatnya yang sedang berpuasa bisa marah-marah, memaki, menghina atau bahkan ikut menyebarkan kabar bohong, fitnah dan hoax. Jadilah ada yang keluar (log out) dari media sosial dari gadgetnya atau tidak mau membukanya, hingga menonaktifkan akun media sosialnya selama bulan puasa.

Padahal puasa di media sosial itu relatif sama dengan puasa di dunia nyata. Melaksanakan puasa bukan berarti menghilangkan semua potensi godaan dalam kehidupan manusia. Puasa menahan lapar dan haus bukan berarti tidak boleh ada rumah makan, restoran atau warung yang boleh buka atau semua harus ditutup.

Jika harus demikian, maka puasa menjadi kehilangan substansinya karena tidak ada godaannya. Padahal salah satu hikmah puasa adalah merasakan penderitaan kaum miskin yang sering kelaparan dan kehausan karena tidak memiliki kemampuan untuk membeli makanan dan minuman. 

Orang miskin tetap merasakan lapar meskipun setiap hari melihat makanan dan minuman yang dijual, dijajakan, dipamerkan oleh warung makan, restoran atau bahkan ada bau sedap makanan dari tempat-tempat yang sedang melaksanakan pesta.

Demikian juga halnya dengan di dunia maya khususnya di medsos. Medsos bisa menjadi ajang untuk berlatih mengendalikan nafsu. Bila saat membuka medsos membaca informasi yang membuat hati tidak enak atau tersinggung, maka akan berusaha menahan marah, jangan sampai membalas dengan caci maki. Sadar sedang melaksanakan puasa, maka beristigfar lalu melewatkannya saja, dianggap sebagai sesuatu yang tidak perlu ditanggapi.

Malah di media sosial banyak hal positif yang bisa menambah pahala di bulan puasa. Bisa mengikuti materi dakwah dari medsos para ulama yang kompeten sehingga menambah pengetahuan agama. Misalnya dengan mengikuti dan membaca medsos dari K.H. Musthofa Bisri (Gus Mus) dan Prof. Nadirsyah Hosen.

Atau bisa juga mendapatkan informasi resep-resep makanan yang bisa dicoba untuk menu buka dan sahur keluarga. Juga banyak informasi kesempatan beramal di bulan puasa seperti infaq dan sedekah untuk anak yatim dan fakir miskin, untuk buka puasa bersama bagi yang membutuhkan, dan lain sebagainya.

Menjaga hati di medsos selama bulan puasa tidak harus dengan tidak mengakses medsos sama sekali. Justru dengan tetap mengakses media sosial maka kita dilatih untuk mengendalikan diri dengan menghindari atau melewatkan informasi negatif. Disisi lain, medsos dapat membuat puasa kita lebih berarti dan bermakna dengan memanfaatkan kebaikan-kebaikan yang ada di dalamnya.

Bukan medsosnya yang salah. Tapi para pengguna medsosnya yang harus bertanggung jawab. Termasuk kita saat mengakses medsos harus sadar diri sedang melaksankan ibadah puasa sehingga berusaha mengendalikan nafsunya. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun