Mohon tunggu...
Zaly
Zaly Mohon Tunggu... Mahasiswa

Seseorang yang gemar menulis cerpen dan karya lainnya. bisa kunjungi akun instagram untuk lebih lanjut !

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Momen Tak Biasa

27 Agustus 2025   11:31 Diperbarui: 27 Agustus 2025   11:31 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi itu, Pak Budi melihat Kiki, putranya yang berusia lima tahun, duduk lesu di sofa. Padahal biasanya, Kiki sudah berlari kesana kemari, siap untuk petualangan barunya. Kiki adalah anak yang sangat aktif, dengan mata yang selalu berbinar dan senyum yang tak pernah pudar.

"Kiki, kenapa kamu tidak main di luar?" tanya Pak Budi lembut.

Kiki hanya menggeleng. Wajahnya terlihat pucat dan ia menggigit bibir bawahnya. Ini bukan Kiki yang dikenalnya. Pak Budi mendekat dan menyentuh dahi putranya. Hangat.

"Kamu demam, Nak?"

Kiki mengangguk pelan. "Perut Kiki juga sakit, Yah."

Rasa panik mulai menyelimuti hati Pak Budi. Ia segera teringat beberapa hari terakhir, Kiki sering jajan sembarangan di depan sekolah.

"Apa Kiki jajan sembarangan lagi?" tanya Pak Budi.

Kiki menunduk, matanya mulai berkaca-kaca. "Maaf, Yah. Kiki beli es krim warna-warni itu."

Pak Budi menghela napas. Ia tahu es krim itu terbuat dari pewarna buatan yang berlebihan dan dijual di gerobak yang kebersihannya diragukan. Ia mencoba untuk tidak memarahi Kiki.

"Tidak apa-apa, Nak. Sekarang kita harus ke dokter," ujar Pak Budi sambil menggendong Kiki yang tubuhnya terasa semakin lemas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun