Mohon tunggu...
Amira Nadia
Amira Nadia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Univeristas Airlangga

bergerak menjadi bagian dari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

IKN: Solusi atau Ilusi?

21 Juni 2022   11:36 Diperbarui: 21 Juni 2022   15:48 894
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Infrastruktur IKN (foto: MNC Media)

Padatnya jumlah penduduk Jakarta yang saat ini menjadi ibu kota dan juga pusat ekonomi Indonesia menjadi masalah serius yang harus dipikirkan oleh pemerintah. Perpindahan masyarakat desa ke Jakarta untuk bekerja juga menjadi hal yang menyebabkan padatnya penduduk di Jakarta. Mereka yang melakukan urbanisasi berharap mendapatkan perekonomian yang lebih baik untuk kehidupan yang lebih layak. Banyak diantara mereka yang meninggalkan keluarga di desa dan pergi sendiri ke Jakarta berharap mendapatkan pekerjaan. Namun, Realitanya Jakarta sendiri masih belum mampu untuk menyediakan lapangan pekerjaan bagi warganya sendiri. Melihat hal ini tentu Jakarta juga belum mampu untuk menyediakan lapangan pekerjaan bagi para pendatang.

Kesalahan stigma masyarakat pedesaan menyebabkan adanya penyesalan diakhir oleh mereka sendiri. Banyak dari mereka yang malah hidup ditempat-tempat tidak layak di Jakarta seperti kolong jembatan, pinggir jalan, dan tempat-tempat lainnya untuk tinggal. Bahkan tak jarang dari mereka membawa keluarganya juga untuk tinggal di tempat tidak layak. Hal ini menyebabkan angka kemiskinan di Jakarta semakin meningkat. Jika sudah seperti ini maka lagi-lagi pemerintah akan disalahkan dan dimintai pertanggung jawaban untuk memperbaiki perekonomian kembali.

Selain itu, kepadatan penduduk Jakarta juga membuat lahan di Jakarta semakin langka. Kelangkaan lahan di Jakarta membuat harga tanahnya menjadi sangat mahal. Hal ini tentu akan berdampak terhadap perekonomian negara. Selain itu kurangnya lahan yang tersedia di Jakarta juga menyebabkan bencana alam seperti banjir. Permasalahan banjir di Jakarta bukan lah hal baru lagi untuk dibahas. Permasalahan ini seperti sebuah kebiasaan karena selalu terjadi di Jakarta. Masalah-masalah lain juga timbul akibat hal ini. Oleh sebab itu, pemerintah melakukan berbagai upaya pencegahan, seperti sterilisasi sungai, pembuatan got air, dan juga lain lain untuk mengurangi banjir di Jakarta.

Terlalu terpusatnya perekonomian, dan juga pembangunan di pulau Jawa terutama di Jakarta tentu bukan lah hal yang baik. Hal ini tentu memberikan dampak dalam berbagai sektor. Misal pada sektor ekonomi hal ini membuat provinsi lain memiliki produk domestik bruto yang lebih rendah dari pada provinsi yang ada di pulau jawa. Hal ini tentu akan memberikan dampak berupa rasa iri atau rasa tidak terima provinsi lain terhadap provinsi di pulau jawa karena mereka merasa diabaikan oleh pemerintah, dan tidak mendapatkan keadilan hanya karena posisi mereka yang berada jauh dari Ibu Kota. Tentu hal ini akan menyebabkan pecahnya persatuan dan Kesatuan Indonesia, akibat adanya masalah internal.

Berbagai upaya yang diambil pemerintah rupanya masih belum dapat menyelesaikan permasalahan pemerataan pembangunan ini. Presiden Joko Widodo, selaku presiden Indonesia yang menjabat hingga saat ini memberikan sebuah solusi yang mana diharapkan sebagai upaya penyelamatan Jakarta dan pemerataan ekonomi pembangunan di Indonesia. Presiden Joko Widodo memberikan solusi yaitu berupa pemindahan ibu kota Negara Republik Indonesia ke tempat lain,yaitu ke Penajam Paser Utara yang berada di provinsi Kalimantan Timur. Dengan pemindahan ibu kota negara Indonesia diharapkan akan terwujud pemerataan pembangunan ekonomi Indonesia dan juga dapat menjaga kesatuan dan persatuan Indonesia.

Namun, pemindahan ibu kota ini rupanya memperoleh pro dan kontra dari masyarakat. Beberapa Masyarakat setuju dengan pemindahan ibu kota ini karena menurut merekaa pemindahan ibu kota ini akan memberikan keadilan dan kesempatan kepada provinsi lain untuk dapat maju dalam perekonomian. Mereka juga beranggapan bahwa pemindahan ibu kota ini membuat rasa iri terhadap daerah lain juga semakin berkurang, dan hal ini dapat memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Sementara mereka yang kontra dengan pemindahan ibu kota ini beranggapan bahwa pemindahan ibu kota ini merupakan bentuk kegagalan pemerintah dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada di Jakarta.

Ketidaksetujuan sebagian masyarakat juga didukung oleh fakta bahwa kawasan Kalimantan merupakan kawasan yang memiliki banyak hutan, yang mana diera globalisasi ini hutan merupakan penopang keberlangsungan hidup manusia dimasa yang akan datang. Dengan melakukan pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan berarti sama saja dengan mengambil hutan Kalimantan untuk membangun peradaban lagi. Hal lain yang membuat banyaknya masyarakat tidak setuju dengan pemindahan ibu kota ini adalah karena pemindahan ibu kota ini dapat menyebabkan tergerusnya kebudayaan asli Kalimantan.

Diketahui bahwa Kalimantan sendiri merupakan provinsi yang memiliki banyak suku dan kebudayaan yang masih terjaga hingga saat ini. Suku Kutai dan Suku Dayak merupakan salah satu contoh suku yang ada di Kalimantan, yang mana bahkan hingga saat ini banyak dari mereka yang masih hidup di pedalaman dengan memegang teguh adat istiadat dan kebudayaan nenek moyang mereka. Pemindahan ibu kota ini bukan hanya pemindahan ibu kota secara fisik saja, namun juga akan berpindah pula kebudayaan serta aspek-aspek lain dari luar Kalimantan. Hal ini dapat menyebabkan kebudayaan di Kalimantan tidak lagi murni, karena akan terjadi percampuran kebudayaan.

Percampuran kebudayaan ini tidak selalu memberikan dampak yang baik. Hal ini memang dapat menghasilkan kebudayaan baru. Namun, jika percampuran kebudayaan ini tidak di atasi dengan baik maka dapat menyebabkan hilangnya kebudayaan asli dan berganti dengan kebudayaan modern yang sudah bercampur dengan kebudayaan barat. Hal ini harus sangat dipikirkan oleh pemerintah, karena kebudayaan yang ada di Indonesia merupakan bentuk-bentuk dari identitas negara Indonesia lain. Indonesia terkenal akan kebudayaan dan adat istiadatnya yang sangat bermacam-macam. Jika sampai Indonesia kehilangan kebudayaan murninya maka Indonesia akan kehilangan keunikan negaranya dan juga Identitas negaranya.

Pencampuran budaya ini juga dapat menimbulkan terjadinya perpecahan antar masyarakat. Hal ini dapat terjadi karena percampuran budaya yang berbeda-beda menjadi satu secara tiba-tiba tentu bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Hal ini akan membuat perbedaan dalam masyarakat semakin besar. Persatuan budaya yang bertolak belakang juga dapat menimbulkan perpecahan secara fisik, seperti peperangan antar budaya, karena saling tidak terima akan perbedaan kebudayaan yang ada. Perpecahan ini juga dapat terjadi karena kurangnya rasa toleransi dalam masyarakat, yang mana hal ini malah akan membuat terjadinya kegaduhan.

Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa rencana pindahnya ibu kota Negara Republik Indonesia dari Jakarta ke Kalimantan Timur, bukanlah hal yang sepenuhnya baik. Jika dilihat dari bidang Ekonomi ini memang hal yang baik, karena dapat memeratakan pembangunan ekonomi di Indonesia, namun jika dilihat dari bidang sosial budayanya hal ini justru akan menyebabkan terjadinya perpecahan antar masyarakat karena perbedaan kebudayaan yang ada dalam masyarakat. Hal ini tentu perlu untuk dijadikan pertimbangan oleh pemerintah, karena hal ini akan menentukan bagaimana masa depan bangsa Indonesia kedepannya. Dengan begini maka rencana pemindahan ibu kota bukanlah sebuah penyelesaian terhadap masalah-masalah yang ada, karena hal ini justru akan menyebabkan permasalahan lain yang dapat mengancam integritas bangsa Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun