Mohon tunggu...
Amirah Mutiara Yasmin
Amirah Mutiara Yasmin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Surabaya

Bernyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Belajar di Rumah (Home Schooling) dengan Perkembangan Psikososial (Erik H. Erikson)

22 Desember 2022   12:40 Diperbarui: 22 Desember 2022   12:46 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Setiap manusia pada dasarnya diciptakan oleh yang maha kuasa dengan kemampuan belajar menggunakan caranya masing-masing. Belajar adalah proses usaha untuk memperoleh perubahan yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan. Belajar sendiri merupakan proses yang terjadi dalam pendidikan untuk membangun dan mengembangkan potensi guna mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam menghadapi kemajuan zaman. Pendidikan merupakan pondasi dalam meletakkan dasar-dasar pendidikan pada pembentukan watak dan kepribadian anak. Melalui pendidikan, upaya-upaya dilakukan dengan terencana untuk mewujudkan suasana belajar yang semestinya mengedepankan minat dan kebutuhan peserta didik. Perlunya peningkatan inovasi pendidikan dalam mengakomodasi keberagaman peserta didik.

Kenyataan di lapangan menunjukkan proses pendidikan di sekolah formal belum mampu memenuhi kebutuhan peserta didik. Sekolah formal menerapkan metode konvensional yang cenderung memperlakukan peserta didik secara seragam. Perbedaan cara belajar, bakat, dan minat peserta didik ditangani serta dibatasi oleh aturan seragam yang harus diikuti karena perbandingan antar guru dan murid yang jauh. Hal tersebut tidak memungkinkan bagi guru dalam memperhatikan bakat minat setiap anak secara intensif. Pada akhirnya, anak merasa terkurung dan tertekan dalam mengembangkan kreatifitasnya di sekolah, sehingga pada akhirnya bakat, minat, dan potensi peserta didik tidak tersalurkan dengan baik. Dari tekanan yang dirasakan peserta didik dapat mempengaruhi pembentukan kepribadiannya. Fenomena ini menjadi kekhawatiran tersendiri bagi orang tua yang sangat menyayangi dan peduli terhadap masa depan anak mereka. Ini menjadi salah satu faktor pemicu berkembangnya belajar di rumah atau home schooling sebagai salah satu alternatif belajar anak.

Apa itu Home Schooling?

Home Schooling adalah pembelajaran yang berlangsung secara at home (di rumah). Apa itu at home? At home yang dimaksud disini merupakan pendekatan pembelajaraan secara kekeluargaan yang memungkinkan anak belajar dengan nyaman dan sesuai keinginannya dalam menentukan gaya belajar, waktu belajar, tempat belajar, dan dengan siapa belajar. Model ini memberikan peluang perbaikan penanganan gaya belajar anak karena orang tua dapat lebih dekat mengamati perkembangan belajar, pengarahan, dan pembentukan kepribadian anak. Anak  Adapaun karakteristik model home schooling secara umum :

  • Berorientasi pada pendidikan karakter guna membentuk kepribadian yang baik bagi anak
  • Fokus pada pengembangan potensi bakat minat alami anak secara spesifik
  • Orang tua berperan sebagai guru, fasilitator, dinamisator, motivator, dan teman diskusi dalam proses kegiatan belajar anak
  • Guru (tutor) berperan sebagai pembimbing dan pengarah atas minat mata pelajaran yang digemari anak
  • Pengaturan jadwal pembelajaraan, jumlah jam untuk setiap materi pelajaran dilakukan secara fleksibel
  • Pembelajaran lebih bersifat humanis dan lebih personal
  • Tempat yang digunakan dalam pembelajaran fleksibel (bisa dimana saja)
  • Diberikan peluang belajar dalam kesesuaian minat, kecepatan, kebutuhan, dan kecerdasan yang pastinya berbeda-beda setiap individu
  • Evaluasi ujian akhir dilaksanakan sesuai kesiapan anak
  • Tidak ada anak yang tidak naik kelas

Anak home schooling lebih banyak menghabiskan waktunya dirumah bersama keluarga daripada di lingkungan luar. Ini memunculkan perspektif batasan dalam perkembangan kepribadian dan kemampuan sosial anak. Padahal, masa kanak-kanak sering disebut dengan masa emas dalam kehidupan. Masa emas ini berada pada kurun waktu dimana anak sangat peka dalam menerima rangsangan sebagai pembentuk kepribadiannya. Menurut WHO, anak pada rentang usia 0-6 tahun merupakan masa emas dalam perkembangan yang mana pada usia ini anak berada pada masa eksplorasi secara itensif terhadap lingkungan dalam mencari tahu bagaimana semua terjadi. Kehidupan manusia berjalan dari banyak tahap pertumbuhan dan perkembangan yang dipengaruhi keadaan oleh lingkungan, bisa lingkungan keluarga atupun masyarakat. Sejalan dalam proses tumbuh kembang manusia terdapat salah satu aspek yang sangat mempengaruhi proses kehidupan dari masa kanak-kanak sampai usia lanjut, yakni perkembangan psikososial.

Apa itu Psikososial?

Istilah psikososial ini di populerkan oleh tokoh psikolog Erik H. Erikson. Psikososial adalah hubungan dinamis antara aspek psikologi dan sosial setiap individu, dengan kata lain kepribadian dan karatker manusia mengalami perkembangan seiring berjalannya waktu. Erikson dalam (Potter dan Perry, 2005) mengungkapkan proses mendidik dari usia kelahiran sampai usia dewasa oleh orang tua kepada anak dimaksudkan untuk membentuk anak yang bahagia, percaya diri, dan dapat bertanggung jawab di lingkungan masyarakat. Dengan kata lain, pola asuh orang tua mempengaruhi perkembangan psikologi anak terkait pembentukan karakter kepribadian yang baik untuk dapat menyeimbangkan kehidupan di tengah-tengah lingkungan masyarakat yang beragam. Menurut Erikson, perkembangan psikologis merupakan hasil interaksi proses matang atau kebutuhan biologis dengan tuntutan sosial dan kekuatan sosial dalam kehidupan sehari-hari. Teori Erikson tidak hanya berurusan dengan tahun-tahun antara masa kanak-kanak dan remaja, tetapi juga berkaitan dengan perkembangan psikologis sepanjang hidup seseorang. Erikson juga meneliti dampak pengalaman masa kanak-kanak awal pada kehidupan selanjutnya dan secara kualitatif apa yang terjadi di tahun-tahun pertengahan dan kemudian kehidupan. Bagi Erikson, dinamika kepribadian selalu diwujudkan sebagai interaksi antara kebutuhan biologis dasar dan ekspresinya dalam aktivitas sosial. Inti dari teori pengembangan diri Erikon adalah asumsi bahwa perkembangan setiap orang adalah tahap yang didefinisikan secara universal dalam kehidupan setiap orang. Adapun struktur kepribadian menurut Erikson:

  • Ego Kreatif

Disini ego menemukan dan secara kreatif menyelesaikan masalah baru pada setiap tahap kehidupan. Ego tidak menyerah dan akan merespons dengan menggabungkan kesiapan mentalnya dengan peluang yang tersedia. Ada tiga dimensi untuk ego ini, antara lain:

a. Faktualisasi

Berdasarkan fakta, sumber data yang dapat dipercaya dan metode yang dapat diuji atau dilihat sesuai atau tidaknya dengan metode yang berlaku.

b. Universalitas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun