Mohon tunggu...
Amirah Aradhana
Amirah Aradhana Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Rintangan Dunia

18 November 2020   11:55 Diperbarui: 18 November 2020   12:09 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Hai namaku Rina, aku anak yatim piatu. Aku mempunyai adik laki-laki yang bernama Bima. Ayahku anak tunggal, ibuku mempunyai kakak laki-laki yaitu pamanku bernama Firman yang mengurusku dan adikku, ia juga mempunya istri bernama Yuni dan mereka mempunyai anak tunggal, yaitu perempuan bernama Putri. 

Kedua orang tuaku meninggal dunia karena kecelakan, waktu itu kami ingin main ke rumah paman, tiba-tiba rem mobil kami blong dan akhirnya kedua orang tuaku meninggal. Aku dan Bima selamat, pada saat itu aku masih umur 5 tahun dan Bima 3 tahun. Sebelum orang tuaku meninggal dunia, ibuku berpesan "Jangan nakal dan selalu ingat kepada Tuhan dan keluargamu, kalau kamu tidak menjalaninya kami akan gelisah" dan aku, Bima menjawab "Iya, Bu kami akan ingat dan menjalaninya". 

Dan ayahku berkata kepada paman dan tanteku "Kami nitip anak-anak Fir,semoga Tuhan yang membalasnya" dan pamanku menjawab "Iya, aku akan menjaga anak-anakmu dan Insyaa Allah membuatnya Sholeh dan Sholeha ".    

Setelah meningggalnya kedua orang tuaku, aku dan adikku Bima tinggal bersama paman dan tanteku. Selama 1 bulan kami tinggal, tiba-tiba tanteku berkata, "Rani..Bima..jangan enak-enakan doang!! Selama 1 bulan kalian cuman makan, sekolah, tidur, paling-paling kalian cuman beresin kamar kalian doang sama ruang tamu. Apa itu doang yang kalain bisa??. 

Pokoknya kalian harus cuci piring, cuci-setrika baju, dan beresin seluruh ruang rumah setiap hari. Oh iya 1 lagi jangan sampai pamanmu tau, kalau paman sampai tau. Habis kalain sama tante". Dan sejak itu Bima menangis, memang umurnya yang masih kecil, yang seharusnnya di kasih sayang bukan di bentak seperti ini. 

Memang dari awal tante dan Putri tidak menyukai kami, hanya paman yang mendukung kami. Tapi, aku yakin kalau mereka semua sayang sama aku dan Bima. Beberapa menit Bima berkata "Kak coba ayah sama ibu masih hidup, mungkin kita tidak akan seperti ini". 

"Hush, Bima tidak boleh bilang seperti itu, inget pesan ibu, kita harus sayang sama keluaraga kita. Udah Bima belajar sama main aja, biar ini kakak yang ngurusin.Soalnya adikkan masih kecil masih belum boleh" kata aku. Dan Bima pun mengangguk.

(Lima bulan kemudian)

Pada saat itu aku lagi nyuci baju,tiba-tiba bibi (pembantu) mengetahuinya, Bibi langsung berkata "Loh Non,ngapain nyuci baju kan tante yang biasanya nyuci". Lalu aku menjawab "Tidak usah bi, kasihan tante..nanti dia capek". Mungkin bibi tidak tega kepada ku dan bibi melanjutkan masaknya.

Alhamdullillah dari dulu-sekarang aku dan Bima mendapat juara 1 di kelas.Tapi sayang Putri tidak pernah mendapat juara atau rangking .Tapi aku yakin kalau dia usaha dan serahkan kepada Tuhan pasti dia akan bisa.Pada waktu aku ingin masuk SD, paman bertanya kepada ku "Rina, kamu mau masuk sekolah mana?". 

Lalu aku berkata "Mana saja, negeri juga boleh". Tak lama tante berkata "APA!!! Enak aja masuk negeri, pokoknya kamu gak boleh masuk negeri, apa kata orang nanti..rumah besar tapi sekolahnya dinegeri..pokonya NGGAK BOLEH!!!". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun