Mohon tunggu...
Aminul Solihin
Aminul Solihin Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Meneliti di Bidang Teknologi sebagai Investasi demi Kemajuan Ekonomi

2 September 2018   07:41 Diperbarui: 2 September 2018   07:59 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Suatu negara dapat dikatakan sebagai negara maju apabila memiliki ekonomi yang kuat. Dikutip dari http://www.cnbcindonesia.com Amerika Serikat menduduki peringkat pertama sebagai negara dengan PDB terbesar, yaitu US$ 18.624 miliar disusul China dengan PDB sebesar US$ 11.199 miliar dan Jepang sebesar US$ 4.940 miliar. 

Negara-negara tersebut dapat mencapai PDB yang tinggi karena mereka berhasil mentransformasi sektor perekonomian mereka ke sektor industri. Kemajuan industry di negara-negara maju tidak terlepas dari peran para ilmuwan yang telah menemukan dan menciptakan teknologi-teknologi mutakhir yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil produksi.

Teknologi menjadi salah satu kunci yang signifikan dalam perkembangan industri. Paradigma tekno-ekonomi telah berhasil diterapkan oleh negara-negara maju untuk membangun perekonomian mereka. Transisi dari ekonomi berbasis sumber daya menjadi ekonomi berbasis penelitian harus dilakukan apabila suatu negara ingin menjadi negara maju dengan perekonomian yang kuat. 

Hal tersebut sudah dibuktikan oleh korea selatan. Negara semenanjung korea yang awalnya pada tahun 1960 adalah negara miskin, sekarang seperti kupu-kupu cantik yang telah melalui tahap metamorfosis. Korea selatan berhasil mengembangkan penelitian, sehingga menjadi negara yang diperhitungkan di kancah internasional dengan teknologi dan inovasinya.

Melihat kenyataan ini harusnya Indonesia bisa melesat jauh melebihi Korea Selatan. Jika dipandang dari segi sumber daya alam dan sumber daya manusia, Indonesia bisa jadi jauh lebih unggul dari Korea Selatan. Jika benar demikian, mengapa kita masih tertinggal jauh di bidang penelitan dan inovasi? Ketertinggalan Indonesia disebabkan, karena masyarakat Indonesia belum sepenuhnya sadar akan pentingnya penelitian. 

Masyarakat masih menganggap penelitian adalah sesuatu yang tidak dapat dirasakan manfaatnya dan cenderung dipandang hanya membuang-buang uang. Padahal penelitian adalah sebuah investasi jangka panjang yang dampaknya tidak bisa dirasakan manfaatnya dalam waktu dekat. Penelitan juga dapat mendukung sumber daya manusia untuk terus berkarya dan berinovasi.

Penerbitan jurnal-jurnal internasional Indonesia, misal di Scopus, masih rendah dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Jika hal ini dibiarkan, Indonesia akan tertinggal jauh dibandingkan negara lain di persaingan ekonomi yang telah memasuki era industri  4.0 yang berbasis pada IoT (internet of Things). Sangat diperlukan inovasi dan karya dari anak bangsa agar Indonesia memiliki daya saing dalam perekonomian global.

Akan tetapi, cita-cita besar untuk meningkatkan inovasi dan karya tidak akan bisa berjalan dengan baik tanpa adanya dukungan dari sektor pemerintahan. Dukungan yang diberikan berupa  pendanaan dan payung hukum untuk melindungi hak cipta suatu inovasi. Pemerintah hanya menganggarkan dana dari PDB sebesar kurang lebih 0.1% untuk penelitian, sungguh angka yang kecil dibandingkan dengan negara-negara maju lainnya. 

Padahal idealnya pemerintah harus menganggarkan sekitar 2% dari PDB untuk keperluan penelitian. Selain itu, pemerintah harus bisa merangkul perguruan tinggi untuk terus menghasilkan penelitian-penelitian yang bermanfaat. Dengan demikian, selain tercapainya inovasi dan karya yang diperlukan Indonesia untuk mempersiapkan diri untuk bersaing di era industri 4.0 juga sebagai pendorong untuk menghasikan sumber daya manusia yang siap diterjunkan di industri 4.0.

Dilansir dari laman Kementrian Perindustrian, pemerintah telah berkomitmen untuk meningkatkan daya saing Indonesia menjadi urutan ke-39 dari yang semula berada di posisi ke-41 dunia. Pemerintah terus mendoeong industri local terus berinovasi dalam menghadapi implementasi indutri 4.0. invoasi yang dilakukan bisa berupa pada Penerapan teknologi pada berbagai bidang di industry telah menyebabkan pergeseran disruptive dan dapat menggeser peran manusia. 

Penggunan machine-to-machine dan artificial intelligence sudah mulai diterapkan di beberapa industri. Hal ini dapat menguntungkan industry dengan peningkatan jumlah produksi dan dapat mendongkrak perokonomian bangsa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun