Mohon tunggu...
Amin Aljawi
Amin Aljawi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - SEO Specialist

Seseorang yang "amat sangat suka" membaca dan sekarang bekerja di sebuah 'pabrik kata-kata'

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Resign : Balas Dendam

2 November 2011   10:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:09 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ruang rapat terkadang menjadi Surga bagi sebagian orang, khususnya bagi mereka yang memaparkan sebuah keberhasilan atau sebuah perencanaan yang gemilang dipadukan dengan kemampuan presentasi akan memukau semua peserta. Namun terkadang rapat menjadi Neraka ( maaf apabila terlalu Lebay ... ), dan kondisi tersebut terjadi di sini di ruang tempat kami sedang bertemu untuk membicarakan berbagai macam strategi yang akan ditempuh dalam dalam kurun waktu satu tahun kedepan. Seseorang atau dua orang tepatnya, ada gambaran betapa kegelisahaan, debaran jantung yang bertalu-talu, pucat pasi bercampur menjadi satu pada sebuah lukisan wajah mereka yaitu Pak Joko seorang manager pemasaran dan Pak Andi seorang manager HRD.

Petaka itu akan segera terjadi dan mengeluarkan semua kegeraman sedahsyat-dahsyatnya.

Ada lima cecunguk yang ikut andil dalam suasana ini mereka adalah Asep, Muktar, Indi, Joy dan Arifin. Kejadian ini mungkin baru pertama kali terjadi dalam perusahaan, sejak pertama kali dirintis oleh 5 orang karyawan sampai dengan saat ini telah memiliki 1000 karyawan. Seminggu yang lalu pada hari, tanggal dan jam yang sama mereka merencanakan sebuah konspirasi tengik untuk mempermalukan dengan hiasan untaian balas dendam dengan sedikit akal bulus nun licik. Sasaran mereka adalah si Mr Jack atau Pak Joko seorang tokoh antagonis kantor yang sangat berkarakter dan sangat tempramental, ringan tangan serta membabi buta dalam banyak hal. Itu adalah penilaian mereka beberapa hari sebelum mengajukan resign dari kantor ini. Mereka berlima resign secara berbarengan ... GILA !? Kantor heboh bukan main, dikarenakan mereka bukan orang-orang sembarangan, mereka adalah juru kreatif yang selalu memberikan ide-ide cemerlang. Satu kalimat alasan mereka yang terkadang tidak masuk dalam logika ku hingga saat ini.

Kami Cinta Pekerjaan ini, tapi Kami Benci Atasan Kami.

Aku yang masih bau kencur di kantor ini tidak mengerti ternyata konflik internal antara atasan dan bawahan ini sudah berlangsung lama ... berabad-abad mungkin ??? Dan sekarang adalah puncak meledaknya magma dan panas lahar ’gunung anak krakatau’ itu .... BOOOOOOOOOOOOOM ....!!!

Mereka berlima adalah sosok-sosok kreatif dan inovatif, pribadi unggulan nun dibutuhkan oleh para pemburu bakat yang menginginkan karakter pegawai yang akan selalu menyenangkan atasannya karena output kerja yang maksimal bahkan out off box. Kehadiran mereka memberi warna pada semua produk perusahaan, dan warna itulah yang sekarang telah hilang dan kekalutan akan semakin menjadi ... apabila mereka tak tergantikan.

Dikarenakan alasan diataslah, rapat hari ini kami perkirakan menjadi sebuah arena persidangan atau lebih tepat disebut sebagai ranah meja hijau bagi terdakwa utama penyebab raibnya benda berharga perusahaan yaitu karyawan sebagai aset yang sangat mulia. Terdakwa pertama adalah sang manager Pemasaran yang terkenal Killer mungkin lebih Killer dari mantan Guru Sejarah ku ... semua karyawan hormat padanya (takut-red). Terdakwa kedua adalah sang manager HRD, orangnya sangat baik dan lembut namun terkadang sifat tersebut melenakan dan tidak kunjung memahami masalah yang sedang terjadi karena dia menganggap permasalahan besar sebagai hal yang kecil, meremehkan.

Dan hakimnya adalah sang Presdir yang tidak kalah Killer dari Killer, Ganas dari Ganas, Mengerikan, Membuat bulu kuduk berdiri tak mau tertidur ... apalagi saat Marah. Antara ucapan dan emosinya tidak pernah berbarengan, saling susul-menyusul... sehingga yang keluar dari mulutnya adalah umpatan yang tidak terkendali merancau tidak jelas, mengerendeng, berteriak, keras, getir dan menyayat hati bagi yang mendengarkannya.

Dua jam rapat yang seharusnya membahas berbagai strategi masa depan menjadi sebuah drama persidangan yang mengiris jiwa, semua diam tidak ada yang berbicara. Bahkan seorang moderator rapat menjadi pengangguran tidak tetap. Sampai dengan rapat selesai, aku seperti baru saja menghirup udara segar setelah tenggelam selama 2 jam di dasar laut yang dingin mencekam. Hooooaaaahhgggggggrrrr ...... Hidup

Semua pulang dengan lesu, entah apa isi benak mereka masing-masing. Tak ada yang berani berkomentar atau bahkan bercanda dengan kawan lainnya, semua diam membisu, kaku. Satu benak ku ucapkan kepada lima cecunguk itu :

PUAS PUAS PUAS ........

Pelajaran yang ku ambil adalah jangan pernah menjadi atasan yang memiliki bawahan yang diselimuti rasa balas dendam yang memuncak ... jangan pernah sekalipun.

*Hanya sebuah fiksi belaka, yang mungkin terjadi disekeliling Anda. —————————————- KISAH RESIGN sebelumnya :

Kisah Resign: The Best Choice is Resign

Kisah Resign: Mr. Mengeluh juga Pergi

Kisah Resign: Keluar atau Terus Tertekan

Kisah Resign : Cafe Gila Kisah Resign : Pahlawan Kantor Kisah Resign : Lari dari Masalah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun