Mohon tunggu...
Aminatus Soleha
Aminatus Soleha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi Prodi Hubungan Internasional

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Eksistensi Filsafat dalam Studi Hubungan Internasional

27 Oktober 2022   09:00 Diperbarui: 27 Oktober 2022   09:40 644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat disebutkan sebagai suatu ilmu pengetahuan yang bersifat eksistensial artinya sangat erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari. Ia juga menjadi a way of life sebagai manusia pribadi maupun sebagai manusia kolektif dalam bentuk suatu masyarakat atau bangsa. Sebagai displin ilmu, filsafat akan terus beradaptasi dengan perkembangan konsep dari ilmu pengetahuan tidak terkecuali ilmu Hubungan Internasional. Pada artikel ini akan dijelaskan bagaimana eksistensi filsafat dapat mempengaruhi konsep studi Hubungan Internasional. 

Sebelum membahas relevansinya, terlebih dahulu kita menelaah pengertian filsafat dan HI. 

1.Pengertian Filsafat menurut tata bahasanya

Secara bahasa, istilah filsafat berasal dari Bahasa Yunani yakni Philos yang berarti cinta, senang, suka dan Sophia berarti pengetahuan, hikmah, dan kebijaksanaan. Cinta dalam konteks ini dipahami sebagai keinginan yang kuat pada objek tertentu; sedangkan kebijaksanaan dipahami sebagai penerapan pengetahuan yang benar. Dengan demikian, filsafat sebagai cinta kebijaksanaan dalam konteks ini merujuk pada keinginan kuat pribadi manusia untuk memiliki pengetahuan dan menerapkannya dengan benar. Bukanlah suatu kebetulan bahwa sebagian besar filsuf di Dunia Kuno, khususnya di Yunani, India, dan Cina adalah orang bijak misalnya Socrates, Buddha Gautama, Konfusius, dan Lao Tzu. Namun, secara tradisional, filsafat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari makhluk dari penyebab, alasan, dan prinsip utama melalui bantuan akal manusia. Yang dimaksudkan tentang "makhluk" dalam filsafat pada konteks ini adalah semua hal yang ada, material atau immaterial. Contoh makhluk adalah "batu", "pohon", "orang", "mobil", udara, air; dan gagasan tentang "Tuhan", "jiwa", "roh". Semua ini adalah makhluk, dan filsafat mempelajari penyebab, alasan, dan prinsip utama mereka melalui bantuan akal saja. Jadi Philosophia atau filsafat berarti cinta pengetahuan.

2.Pengertian Filsafat menurut para ilmuwan

Bagaimana Para Ilmuwan memandang Filsafat? Tiga besar filosof Yunani merupakan pionir dalam perkembangan filsafat ilmu. Socrates sebagai orang pertama yang memperkenalkan dan mengembangkan filsafat ilmu ke dalam dunia pendidikan, menyatakan bahwa filsafat adalah suatu disiplin ilmu yang melatih akal dan logika untuk memahami realitas dan menjawab pertanyaan mendasar tentang pengetahuan, kehidupan, moralitas, kebajikan, dan kemanusiaan. Selain itu, menurut Plato, filsafat adalah ilmu yang berusaha mencapai pengetahuan tentang kebenaran sejati. Aristoteles berpendapat bahwa filsafat adalah ilmu yang menganut kebenaran, meliputi ilmu-ilmu metafisika, retorika, logika, etika, ekonomi, politik, dan estetika (filsafat keindahan). Selain "Tiga Besar Filsafat Yunani", para ahli dan filsuf lain juga telah merumuskan konsep-konsep filosofis yaitu :

1.Menurut Cicero, filsafat adalah "ibu" dari semua seni dan seni kehidupan.

2.Immanuel Kant mendefinisikan filsafat sebagai subjek dan ilmu yang mendasari (pengetahuan) dari semua pengetahuan, termasuk empat mata pelajaran metafisika, etika agama, dan antropologi.

3.Konsep filsafat dari Johann Gotlich Fickte adalah dasar dari semua ilmu, membahas semua bidang dan segala macam ilmu untuk mencari kebenaran dari semua realitas. Filsafat menurut Paul Natorp adalah ilmu dasar yang menentukan kesatuan pengetahuan manusia dengan menghadirkan landasan pamungkas yang sama dan menopang semuanya.

4.Bertrand Russell, filsafat adalah teologi yang mencakup berbagai gagasan tentang mata pelajaran yang belum diketahui pengetahuannya secara pasti. Tapi, seperti sains, filsafat dapat menarik akal manusia daripada otoritas tradisi atau wahyu.

5.Filsafat, menurut John Dewey, adalah ekspresi perjuangan manusia yang terus-menerus untuk menyesuaikan tradisi beragam yang membentuk karakter manusia dengan tren ilmiah baru dan cita-cita politik yang bertentangan dengan otoritas yang diakui.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun