Mohon tunggu...
Amien Laely
Amien Laely Mohon Tunggu... menyukai informasi terkini, kesehatan, karya sendiri, religiusitas, Indonesia, sejarah, tanaman, dll

Tak ada yang abadi. Semua akan basi. Sebelum waktu disudahi. Musti ditanya seberapa banyak telah mengabdi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Loe-Gue-End atau Loe-Gue-Friend?

11 Juni 2013   15:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:12 1247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi tadi ketika saya berangkat ke tempat kerja, di Jalan Tol JORR (Jakarta Outer Ring Road), terlihat sebuah truk melaju di depan saya. Tidak ada yang istimewa dengan truk itu. Kecepatan lajunya seperti pada umumnya truk yang melintas di jalan tol, tidak terlalu kencang. Hanya saja pandangan saya tertarik pada tulisan di bagian belakang bak truk,

Loe, Gue, Friend…

Tersenyum saya membaca tulisan itu. Plesetan yang cantik, gumam hati saya. Bisa saja nih orang. Kreatif dan menarik.

1370937734295880543
1370937734295880543

Akhirnya saya tertarik untuk search kalimat itu dengan mesin pencari google. Dan saya agak kecewa karena tak menemukan apa yang saya cari dengan cukup memuaskan. Ada beberapa hasil pencarian tapi tidak menjawab penasaran hati saya. Sepertinya kalimat ini ada hubungannya dengan grup music Slank dan Coklat serta sebuah merek rokok. Akhirnya saya yakinkan diri saya bahwa kalimat itu belum resmi diinisiasi oleh suatu pihak. Moga saja itu benar, tapi kalau tidak pun tidak masalah bagi saya, sekaligus meneguhkan status saya sebagai gap-in alias gagap informasi, jadi mohon maaf saya sampaikan sedalam-dalamnya dan sebanyak-banyaknya.

Setahu saya kalimat yang ’benar’ adalah,

Loe, Gue, End…

Maka kemudian saya berprasangka bahwa kalimat pertama hanya mendompleng ketenaran kalimat kedua. Terbukti Kalimat kedua lebih seru, bombastis, dan tentu saja populer. Kalimat “Loe, Gue, End” juga memberikan nuansa ringan bagi sebuah perpisahan yang menyedihkan. Ia bervisi meredakan perasaan gundah gulana akibat peristiwa terputusnya sebuah hubungan kemanusian yang indah dan mesra, yang memukul kehidupan seseorang.

1370937824311933088
1370937824311933088

Cara melafalkan yang sedikit jenaka dengan dibarengi gerakan anggota badan yang lucu membuat kalimat ini sensasional dan sangat populer di semua kalangan. Bahkan di banyak tempat, sering ditemukan anak balita mengucapkan kalimat ini dengan fasih, lengkap dengan intonasi dan body language yang sempurna.

Popularitas kalimat kedua ini merasuk pasti menjadi kalimat penyegar suasana pada forum-forum resmi dan bergengsi, seperti forum politik, hukum, maupun ekonomi. Kalimat ini benar-benar memancarkan sihir yang disukai banyak orang.

Lalu bagaimana dengan kalimat yang pertama, “Loe, Gue, Friend”? Inilah yang membuat saya terusik untuk menelaah lebih jauh kalimat ini. Kalimat yang maknanya adalah “Anda dan saya adalah teman” ini memang masih jarang ditemui. Secara pribadi, seingat saya, baru tadi pagi saya menemukan kalimat ini. Kalau memang sebenarnya kalimat ini sudah lama muncul, maka sekali lagi saya mohon maaf, setidaknya, hasil penjelajahan saya di internet, tidak mudah menemukan kalimat ini.

Masih menurut pendapat saya, jika dicermati dengan lebih jernih, kalimat “Loe, Gue, Friend” memiliki makna yang dalam dan pesan yang mulia. Ada nuansa persahabatan yang ingin dibangun dari kalimat ini. Pun ada visi persaudaraan dan persatuan terpancar dari kalimat ini. Konon persahatan, persaudaraan dan persatuan adalah fitrah manusia Indonesia yang hampir hilang, tetapi sering dijadikan komoditas dalam dunia usaha, ranah politik, atau kampanye-kampanye kemanusiaan dan lingkungan. Singkat kata, masyarakat mudah diambil hatinya dengan sentuhan-sentuhan kalimat ini.

Apalagi di tengah kondisi sosial bangsa ini yang memiliki track record konflik sosial berkepanjangan, kata-kata dalam kalimat ini adalah sesuatu yang dirindukan. Wajar jika dukungan bagi seruan untuk bersahabat, bersaudara, dan bersatu adalah sebuah keniscayaan,  meskipun kenyataannya tidak mudah membangun dan menumbuhsuburkannya.

Jika saya boleh berteori, ada pihak-pihak yang merasa terganggu jika negeri -yang pernah dipersatukan oleh Mahapatih Gadjah Mada pada 200-an tahun sebelum Jepang dipersatukan oleh Sang Taiko Hideyosi- ini bersatu dan bersaudara kembali. Maka kehadiran kalimat “Loe, Gue, Friend” adalah inisiatif dan kreatifitas yang bagus.

Hanya saja, saya harus tahu diri, masa tayang kalimat “Loe, Gue, End” sudah berakhir. Orang sudah hampir lupa dengan diksi ini. Lihatlah iklan-iklan itu, sudah tidak lagi mengeksploitasi kalimat yang pernah booming itu. Saya bahkan lupa, operator seluler apa yang memanfaatkan ketenaran kalimat ini. Jika kalimat mainstream-nya saja sudah ditinggalkan orang, apatah lagi kalimat ikutannya yang nebeng tenar, dan sekali lagi kalimat “Loe, Gue, Friend” hanya numpang tenar pada kalimat “Loe, Gue, End”.

Oleh karenanya, saya merasa perlu menguak pesan mulia pada kalimat “Loe, Gue, Friend” dengan tulisan ini. Sayang jika kemudian inspirasi ini terlewatkan sedangkan saya belum mengabadikannya menjadi sebuah tulisan. Hitung-hitung menumbuh suburkan sense of author dan author’s mentality . Maksud saya, seorang penulis itu punya rasa bersalah jika dia tidak menyampaikan gagasannya, padahal gagasan itu perlu diketahui oleh orang banyak. Seorang penulis itu memiliki mental untuk tanggap dengan lingkungan sekitar dan segera meresponnya dengan cara dia sebagai penulis, untuk memberi yang terbaik bagi orang lain, sebatas kemampuan yang dia bisa. Saya memang bukan penulis banget, tapi berkali-kali saya katakan bahwa saya suka menulis. Itu saja, dan ternyata menulis itu memang asyik.

***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun