Oleh Amidi
Saat ini ritel modern terus bertambah bak jamur di musim hujan. Ada idiom gen Z, jangan biarkan tanah kosong "menganggur", nanti akan tumbuh rumah toko (ruko) atau toko yang akan digunakan pemiliknya atau akan disewa oleh pelaku bisnis untuk dijadikan toko ritel modern.
Ditambah lagi, adanya program 1.000 gerai atau toko yang "digadang-gadang" pelaku bisnis ritel modern tersebut. Kini untuk ritel modern yang tergolong top brand, program tersebut sudah terealisasi bahkan sudah melebihi target
Kemudian pelaku bisnis ritel modern tersebut pun terus akan bertambah, jika sebelumnya konsumen hanya mengenal dua ritel modern raksasa yang tersebar di sudut-sudut kota bahkan sudah merambah ke daerah-daerah. Kini sudah ada lagi pelaku bisnis ritel modern pendatang baru masuk ke berbagai kota di negeri ini.
Untuk itu, tidak heran, jika antar mereka bahkan antar group mereka sendiri timbul persaingan yang ketat/tajam, sehingga masing-masing dari kalangan mereka harus "memutar otak:" melakukan berbagai strategi untuk memburu konsumen sebanyak-banyaknya dalam rangka meningkatkan volume penjualan, apalagi mengingat sudah ada salah satu merek/brand ritel modern yang sudah menutup ratusan gerai atau toko-nya. (lihat kontan.co.id, 23 Mei 2025).
Strategi Promosi Tebus Murah.
Untuk mengantisipasi persaingan baik antar sesama group mereka maupun antar sesama ritel modern lainnya, pelaku bisnis ritel modern melakukan berbagai strategi promosi untuk mempertahankan pelanggan dan atau menjaga agar konsumen tetap bertahan atau tetap berbelanja pada ritel modern mereka.
Salah satu strategi promosi untuk menggoda konsumen, untuk mempengaruhi konsumen, untuk membujuk konsumen, untuk menghipnotis konsumen, adalah strategi promosi yang lagi "tren" yakni "tebus murah".
Bila dicermati, strategi promosi tebus murah di Palembang, baru mereka lakukan sekitar lima tahun terakhir ini. Masing-masing gerai atau toko ritel modern, sepertinya sudah melakukan/menjalankan strategi promosi tebus murah tersebut.
Jangan heran, jika Anda selaku konsumen pada saat berbelanja menuju/mendekati etalase mata Anda akan tertuju pada label/tulisan di kertas "harga spesial" atau "harga murah".
Jika konsumen menemukan itu, jangan buru-buru langsung mengambil barang tersebut dalam jumlah banyak, konsumen harus bertanya terlebih dahulu kepada penjaga toko atau pelayan, apakah barang tersebut memang bisa dibeli bebas atau barang tersebut merupakan kelompok barang tebus murah.
Jika barang tersebut memang merupakan kelompok barang bisa dibeli bebas, bolehlah kita membeli dalam jumlah banyak, tetapi bila termasuk kelompok barang tebus murah, maka ambilah sesuai dengan ketentuan yang berlaku atas tebus murah tersebut.
Pengalaman saya menemani istri berbelanja pada suatu ritel modern, pada saat itu istri saya akan mengambil beras langsung dalam jumlah tiga kampil, karena istri saya melihat ada tulisan di etalase yang menerangkan bahwa beras tersebut "harga murah" (selisih sekitar 20 persen dari harga normalnya).
Nah, pas sampai di meja kasir, pada saat kasir mau melakukan scan barang, petugas kasir mengatakan "maaf buk, beras ini barang tebus murah, ibuk bisa membeli satu kampil jika jumlah semua barang yang ibu beli sebesar "sekian"," Artinya, jika istri saya mau membeli tiga kampil, maka total harga barang yang dibeli harus berjumlah tiga kali lipat dengan jumlah yang sudah ditentukan.