Padahal kita tahu, mubazir itu teman-nya setan. Dalam QS Al-Isra' ayat 27 yang berbunyi "Innal mubazzirina ikhwaanasysyayaathiin, wa kaanasy syaitanu li robbihi kufuura". Artinya; sesungguhnya pemboros-pemboros itu  adalah saudara-saudara setan, dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya"
Untuk itu,  di bulan Ramadhan kali ini, mari  kita kembali merenung dan menggali kembali hakikat dari perintah puasa itu sendiri yakni meningkatkan atau mencapai ketakwaan tertinggi.
Hal ini termaksutb dalam QS Al-Baqarah ayat 183 yang berbunyi; "Ya ayyuhalladzina amanu kutiba 'alaikumush shiyamu kama kutiba 'alalladzina ming qablikum ;a 'allakum tattaqun". Artinya; "Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa  sebagaimana diwajibkan  atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa"
Kemudian, bila disimak secara seksama, dengan berpuasa kita dapat mendisiplin diri atau melatih disiplin diri dan juga dapat menjaga kesehatan diri. Disiplin diri karena kita dituntun untuk mematuhi ketentuan waktu berpuasa dan menjauhi segala larangan yang membatalkan puasa.
Selanjutnya dengan adanya kedisiplinan waktu makan/minum atas  makanan/minuman yang kita konsumsi pada saat berbuka dan sahur tersebut, berarti  kita  sudah dapat menjaga kesehatan diri.
Dengan demikian, berpuasa bukan hanya untuk mencapai tujuan yang tersurat saja, tetapi kita pun sudah dapat mencapai tujuan yang tersirat yakni dapat menekan tingkat ke-mubazir-an yang sekaligus akan menekan volume sampah atau dengan kata lain kita sudah bisa melakukan "diet sampah". Semoga!!!!!!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI