Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... bidang Ekonomi

Penceèdas Bangsa dan Pengamat Ekonomi Sumatera Selatan

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Pelaku Bisnis Harus Mampu Bertahan di Tengah Kondisi Ekonomi Sulit Saat Ini!

18 Oktober 2024   06:17 Diperbarui: 21 Oktober 2024   14:33 649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi-- Pekerja membawa sejumlah barang menggunakan troli di kawasan Pasar Tanah Abang Blok A, Jakarta Pusat, Rabu (2/9/2020). (KOMPAS/RADITYA HELABUMI)

Oleh Amidi

Dampak pandemi Covid-19 sampai saat ini masih menyisahkan kesulitan yang dialami kebanyakan pelaku bisnis di negeri ini. Memang sebenarnya, bagi yang kuat dan mempunyai strategi bisnis yang mumpuni mampu bertahan pada saat itu dan terus bertahan sampai saat ini.

Namun, bagi yang tidak bisa bertahan, tidak melakukan atau strategi bisnis yang mampu menjawab tantangan pada masa itu, mereka terpaksa stagnan bahkan kolaps alias gulung tikar.

Hal ini, tidak hanya dialami oleh pelaku bisnis kecil saja, tetapi dialami juga oleh pelaku bisnis kelas kakap juga. Di Palembang, ada beberapa unit bisnis skala besar yang kolaps, seperti ritel modern Giant, Departemen Store Ramayana, dan beberapa unit bisnis lainnya. Begitu juga di pusat atau di Jakarta dan kota besar lainnya, juga tidak sedikit pelaku bisnis skala besar ini yang terpaksa tidak lagi beroperasi (colaps).

Apalagi unit bisnis yang dilakoni oleh pelaku bisnis skala kecil atau UMKM. Tidak sedikit UMKM yang terseok-seok, jalan ditempat dan mati (colaps). Mereka silih berganti masuk keluar pasar (entry and exit), bagi yang tidak bisa bertahan, mereka terpaksa keluar pasar, bagi mereka pendatang baru mencoba masuk pasar.

Memang saat ini UMKM ini mulai bangkit dan tumbuh subur, di Palembang sendiri, hampir semua sudut kota dan ruang publik dipenuhi oleh unit bisnis yang dilakoni oleh pelaku usaha skala kecil.

Tidak heran, kalau jalan macet, karena mereka menggelar barang dagangannya di tepi jalan atau di bibir jalan. Tidak heran, jika jalan-jalan kampung macet, karena tempat usaha mereka terkadang menyita jalan atau toko kecil mereka tidak mempunyai halaman parkir, sehingga para konsumen yang akan berbelanja memarkir kendaraannya sembarangan di depan toko, tak ayal lagi terjadi kemacetan.

Persaingan Ketat.

Di tengah kondisi ekonomi sulit saat ini, para kalangan kelas menengah dan bawah sudah "pusing" memikirkan bagaimana mereka dapat bertahan dari bulan ke bulan untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. Sehingga, mendorong kelas menengah ini sudah "makan tabungan" dan ada yang terpaksa menahan konsumsinya.

Kondisi tersebut, mendorong anak negeri ini yang masih menganggur dan atau yang tidak memiliki pekerjaan tetap untuk melakukan bisnis. Sehingga, tak ayal lagi, pelaku bisnis skala kecil dan atau UMKM ini terus tumbuh subur.

Kondisi ini diwarnai pula oleh pelaku bisnis skala besar atau pelaku bisnis yang mempunyai modal besar yang berlomba-lomba masuk pasar. Dibelantika unit bisnis makanan atau kuliner skala besar, saat ini unit bisnis kuliner tumbuh subur di berbagai kota di negeri ini. Ada kuliner skala besar yang bergerak dalam bidang makanan, minuman dan lainnya. 

Mereka hadir dengan tampilan yang "aduhai", dan dengan melakukan promosi dan startegi bisnis yang luar biasa. Tidak hanya pelaku bisnis dibidang kuliner saja, tetapi pelaku bisnis skala besar tersebut, ada yang bergerak dibidang bahan/peralatan bangunan, yang kita kenal dengan toko bahan/peralatan bangunan modern bak Mal. 

Belum lagi, gerai ritel modern yang berlomba-lomba memadati ruang publik di negeri ini. Apalagi, antar mereka saling berebut memburu konsumen, ditambah hadirnya ritel modern yang baru, dan dikalangan mereka sama-sama mempunyai program 1.000 gerai yang akan memadati semua sudut kota dan ruang yang ada.

Dengan demikian, cukup berat bagi pelaku bisnis skala kecil untuk dan atau UMKM bertahan apalagi untuk bersaing, mereka sudah kena "gempuran" dari kiri kanan, dari depan dan dari belakang. "Maju Kena Mundur Kenan"

Dalam menghadapi kondisi tersebut, bagaimana pelaku bisnis, baik pelaku bisnis skala besar dan skala kecil yang ada di negeri ini untuk bisa bertahan?

Langkah untuk Bertahan

Untuk mengantisipasi kondisi ekonomi sulit saat ini dan persaingan ketat saat ini, maka tidak ada pilihan lain, kalau pelaku bisnis baik skala kecil maupun skala besar harus dapat mempertahankan unit bisnisnya.

Untuk mempertahankan unit bisnis, mereka harus melakukan berbagai langkah. Bagi pelaku bisnis skala kecil dan atau UMKM, mutlak harus mempertahankan konsumen atau pelanggan yang setianya selama ini.

Mereka harus mempertahankan pangsa pasar yang menjadi bidikannya selama ini. Konsumen yang sudah kita rangkul atau yang menjadi pelanggan kita tersebut, harus dijaga dengan selalu memberi pelayanan yang terbaik.

Untuk itu mereka harus dapat meningkakan kualitas pelayanan, dengan memberikan pelayanan yang prima, dan menyediakan apa yang diinginkan konsumen.

Bagi pelaku bisnis skala kecil dan atau UMKM yang bergerak dibidang kuliner, sedapat mungkin menonjokan kekhasan produk yang akan ditawarkan. Berikan cita rasa yang khas, berikan atau ciptakan nilai kepuasan maksimal kepada konsumen. Untuk itu, produk yang kita tawarkan harus berbeda dengan produk yang lain. Produk kita harus bersih, sehat dan baik.

Kemudian bagi pelaku bisnis skala kecil dan atau UMKM, promosi masih tetap harus dilakukan. Agar tidak mengeluarkan biaya yang besar, manfaatkan media sosial untuk memviralkan produk yang kita tawarkan.

Bagi pelaku bisnis skala besar, dalam bersaing, bersainglah yang sehat, baik antar mereka maupun dengan pelaku bisnis skala kecil dan atau UMKM sendiri. Jangan merebut pangsa pasar pelaku bisis skala kecil dan atau UMKM, tetapi bidiklah pangsa pasar kelas menengah ke atas. Pangsa pasar kelas menengah ke bawah, biarkan kita serahkan kepada pelaku bisnis skala kecil dan atau UMKM.

Kemudian bagi pelaku bisnis skala besar, usahakan menjual barang yang standar kelas menegah ke atas, supaya pelaku bisnis skla kecil dan atau UMKM tetap bisa menjual barang daganngannya sesuai dengan pangsa pasar atau kelompok konsumen yang menjadi bidikannya.

Selanjutnya tidak ada salahnya, jika pelaku bisnis skala besar tersebut mentaati peraturan atau ketentuan yang ada, jika kita diizinkan membuka unit bisnis kita mulai pukul jam 10 WIB pagi sampai dengan dengan pukul 10 WIB malam, maka harus benar-benar ditaati. Ini penting, untuk memberikan kesempatan kepada konsumen untuk berbelanja ada unit bisnis skala kecil dan atau UMKM.

Pemerintah perlu membuat regulasi dan atau peraturan yang jelas dan tegas dalam mengatur jalannya operasional unti bisnis yang ada. Agar mereka tetap sama-sama hidup dan bertahan serta senantiasa bermesraaan.

Kemudian yang tidak kalah pentingnya adalah pemerintah masih diharapkan agar dapat memberikan incentif kepada pelaku bisnis skala kecil dan atau UMKM. Baik dalam bentuk berbagai kemudahan maupun berupa bantuan dana untuk penyediaan sarana dan pra sarana mereka.

Terakhir, pemerintah diharapkan juga senantiasa dapat "memonitor" jalannya operasional dilapangan kepada semua pelaku bisnis yang ada, bila perlu dilakukan secara berkala dan rutin. Hal ini penting, untuk melihat dan mencermati, agar bisa bertindak, jika ada penyimpangan dan atau persaingan yang tidak sehat. 

Selamat Berjuang!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun