Mohon tunggu...
Amel Widya
Amel Widya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PPNASN

Perempuan Berdarah Sunda Bermata Sendu. IG: @amelwidya_ Label Kompasiana: #berandaberahi

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Katahati Membakar Semangat Penulis

18 Februari 2019   16:26 Diperbarui: 18 Februari 2019   16:37 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster 10 Tantangan Menulis Katahati [Dokpri]

Dalam perkara menulis dan membaca, selera itu penting. Tiada beda dengan makan. Hidangan yang tersaji di hadapan kita tidak akan terasa lezatnya selama kita tidak berselera. Orang sakit, misalnya, susah melahap makanan lantaran kehilangan selera makan. Menulis dan membaca juga begitu.

Beda perkara jika kita mesti menilai tulisan karena mengemban amanat sebagai juri. Selera tidak bisa kita jadikan sebagai satu-satunya fondasi. Malah kalau ingin lebih objektif, selera tidak dapat dijadikan tolok ukur penilaian. Suka tidak suka, berselera atau tidak, kita harus tetap menilai.

Masih soal selera, apa yang ingin kita tulis atau apa yang mau kita baca jelas memengaruhi hasil penulisan dan pembacaan kita. Bagi saya, selera menulis sedikit mirip dengan menangkap ikan: butuh pancing dan umpan.

Apa pancingnya? Tantangan. Penulis butuh tantangan agar terus berkarya. Tantangan itulah yang dapat memicu selera dan memacu gairah. Ada geliat hasrat acapkali kita merasa tertantang, baik karena ditantang oleh orang lain maupun menantang diri sendiri.

Apa umpannya? Hadiah. Penulis butuh hadiah supaya terus melahirkan karya. Hadiah itulah yang dapat mengobarkan selera dan menggelorakan minat. Hadiah tidak harus berupa uang atau benda, juara atau piala, serta pengakuan atau nama. Ketika tulisan kita dibaca orang lain saja sering kali rasa senangnya sudah luar biasa.

Inilah yang hendak saya tuturkan kepada pembaca. Saya ingin menceritakan pengalaman berbagi semangat lewat tantangan menulis dalam merangsang gairah menulis teman-teman.

Kilas Balik Katahati

Sebelum saya bercerita banyak tentang tantang-menantang dan selera menulis, saya singkap dulu mengapa saya suka tantang-menantang. Begini. Ide terkadang muncul sesuka hati, datang tanpa diminta, kemudian pergi tanpa permisi. Padahal keberadaan ide sangat vital bagi penulis. Kalau ide muncul tepat ketika penulis sedang kehilangan selera menulis, ambyar semuanya.

Dari sanalah bermula mimpi saya. Setahun lalu, pada satu siang yang cerah, kepala saya tiba-tiba menjadi "rahim bagi janin-janin ide". Mendadak saya ingin sekali punya lembaga atau institusi yang khusus bergerak di dunia tulis-menulis. Janin gagasan di rahim saya itu bak bayi dalam kandungan: sesekali diam sesekali menendang.

Keesokan harinya, saya bagai mengalami "pembukaan pertama". Saya ceritakanlah janin gagasan itu kepada Khrisna Pabichara. Belum puas, janin gagasan itu saya kisahkan pula kepada Arco Transept dan Irfan Rizky. Ketiga lelaki itu kompak mengangguk pertanda setuju.

Setelah mengobrol kian kemari di sebuah kedai kopi, pada 26 Februari 2018, janin gagasan di rahim saya akhirnya terlahir dengan selamat. Kami beri nama: Katahati. Delapan hari lagi, bayi kami berusia setahun. Masih balita. Sudah bisa merangkak, sekalipun belum mampu berbicara banyak. Demi menyambut perayaan kelahiran Katahati itulah kami menggagas 10 Kali Tantangan Menulis Katahati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun