Mohon tunggu...
Amelia Zaneta
Amelia Zaneta Mohon Tunggu... -

Me; loves eat but never get more than 45kg / a quite serious person in real life but witty in her writing / still try her best to be more independent / love to laugh / never understand why people love football / book lovers /

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sisi Lain Seorang Wanita

7 Oktober 2010   14:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:38 651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Jika anda adalah seorang peminat cerita-cerita heroik/legenda, seperti Robin Hood, nama Boudicca mungkin sudah tidak asing lagi bagi anda. Ia adalah seorang Ratu Inggris kuno yang tekenal di kekaisaran Romawi, kerajaan yang menindas bangsanya. karena keberaniannya yang berhasil menyemangati bangsanya untuk melawan pasukan Romawi, rakyatnya memanggilnya dengan sebutan Boadicea Victoria.

Dalam sebuah buku yang ditulis oleh Rosalind Horton dan Sally Simmons, memperkirakan Boudicca lahir sekitar tahun 30 M. Kehidupannya berubah setelah pada tahun 48 M ia menikahi Prasutagus, seorang raja bangsa Iceni Celtik (saat ini menjadi Norfolk).

Pada masanya sebagai seorang ratu, Inggris sedang berada dalam kekacauan dibawah penindasan Pasukan Romawi, yang di pimpinan oleh Julius Caesar..Bangsa Iceni termasuk di dalamnya. Dibawah penguasaan Roma, Inggris berada dalam masa terburuknya; pemberlakukan tarif pajak yang semena-mena dan perbudakan.

Setelah Prasutagus tewas, hampir semua harta peninggalan miliknya di rebut oleh Kekaisaran Romawi. Sehingga Boudicca dan kedua anak perempuannya hanya memperoleh sedikit harta dan mereka juga diwajibkan membayar pajak. Ketika Boudicca tidak lagi mampu membayar pajak, ia ditahan oleh Prajurit Romawi, ditelanjangi, kemudian dipukuli di depan umum. Kedua anak perempuannya juga mengalami hal yang sama buruknya, mereka diperkosa oleh para serdadu Romawi.

Perlakuan ini juga dialami oleh bangsa-bangsa lain, seperti suku Trinobantes.

Akumulasi kebencian yang dirasakan oleh bangsa-bangsa itu kemudian pecah menjadi sebuah pemberontakan. Gubernur Roma yang berkedudukan di Inggris, Suetonius Paulinus, tidak mengerahkan kekuatan secara maksimal sehingga memberi kesempatan pada Boudicca. Diceritakan bahwa ia berhasil mengumpulkan kekuatan sebesar seratus ribu orang dan menyerang Camulodunum Colonia (Colchester) dan memenangkan pertarungan selama berhari-hari. Mereka meratakan kota, menghancurkan makam-makam dan patung-patung Romawi. Ketika mereka berhadapan dengan tentara Romawi, mereka tidak membiarkan satu orang-pun hidup.

Suetonius melarikan diri dari London karena tidak dapat menyaingi kekuatan pasukan Boudicca. Tidak lama kemudian Pasukan Inggris sampai di London. Mereka menghancurkan kota itu. Seperti yang saya kutip dalam tulisan seorang sejarahwan, Cassius Dio, “mereka yang tertangkap oleh orang-orang Inggris mengalami semua siksaan yang tak terbayangkan. Berikut adalah gambaran tindakan keji mereka. Para bangsawan Romawi ditelanjangi dan digantung, sedangkan kaum wanitanya dipotong payudaranya lalu di jejalkan ke mulut mereka sendiri, guna mengesankan mereka memakan sendiri bagian tubuhnya. Lalu mereka menghujamkan pisau ke sekujur tubuh korban”.

Dari London, pasukan Boudicca bergerak ke arah Verulamium (St. Albans) dan dengan cepat kota tersebut di kuasai oleh Inggris.

Namun bangsa Roma tentu saja lebih berpengalaman. Pada tahun 61, Roma menyusun strategi dan mengkonsolidasikan kekuatan pasukannya, sehingga dapat membalikkan keadaan dengan cepat. Pertempuran terakhir berada di sekitar wilayah Nuneaton (di wilayah Midlands Barat). Tentu saja pada akhirnya pasukan Inggris kalah. Boudicca kehilangan 80.000 pasukannya, sedangkan Roma hanya 400 orang.

Pangeran Albert, suami ratu Victoria sangat mengagumi Boudicca, sama seperti kebanyakan orang dimasanya. Sehingga ia meminta Thomas Thorneycroft untuk membuat patung besar Boudicca yang saat ini berada di muara sungai Thames dekat gedung parlemen Inggris.

Boudicca digambarkan sebagai seorang perempuan perkasa yang bersosok sangat tinggi. Tatapanya tajam dan menusuk lawan bicaranya ketika ia berbicara. Suaranya kasar dan keras. Ia selalau memakai kalung emas besar di lehernya dan mengenakan jubah tartan (motif kotak-kotak khas Skotlandia) yang menjuntai panjang dan diikat dengan sebuah bros besar. Diceritakan dalam setiap peperangan ia dan kedua anak permpuannya selalu berkeliling dengan kereta kuda untuk menyemangati pasukannya.

Boudicca merupakan salah seorang jenis perempuan yang terjun langsung kedalam sebuah peperangan, memimpin pasukan dan menjadi panglima perang untuk memperjuangkan kebebasan bangsanya.

Namun ketika negara-negara di Eropa telah lebih bersatu, muncul pula tokoh-tokoh perempuan yang piawai dalam berpolitik, cerdas, dan ahli dalam dalam berunding. Perempuan-perempuan yang diangkat menjadi ratu atau pemimpin suatu negara di usia yang muda tetapi juga menjadi pemimpin terlama dan berhasil membawa negaranya menjadi maju dalam banyak bidang.

Isabella I adalah contoh perempuan yang cerdas dan mandiri. Ia dikenal sebagai sosok yang berwibawa, berkepribadian kuat, taat beragama, dan juga menarik secara fisik. Ia digambarkan mempunyai mata biru, rambut yang indah, dan pilihan pakaiannya selalu menawan. Ia menikah dengan Ferdinand, pewaris tahta Kerajaan Aragon tahun 1469. bersama dengan suaminya ia menetapkan kebijakan-kebijakan. Ia mengurangi pengaruh bangsawan dan lebih memusatkannya pada kekuasaan ditangan raja dan ratu.

Isabella dan Ferdinand di beri gelar Raja/Ratu Katolik oleh Vatikan atas jasa mereka memurnikan agama katolik di Spanyol. Gelar ini didapat stelah mereka membentuk lembaga pengadilan gereja (inkuisisi). Tujuannya adalah untuk meornikan ajaran katolik. Pada saat itu agama Yahudi dan Islam mempunyai pengaruh yang cukup kuat disana. Sehingga siapapun yang terbukti melakukan praktik-praktik relijius agama lain akan dihukum mati. Inkuisisi ini dikutuk karena memakan korban paling banyak. Namun jika vatikan memberikan instruksi yang berlawanan kepentingan negaranya, maka ia akan mengabaikannya.

Pada tahun 1482-1492, Spanyol terlibat dengan perang termahal dan paling melelahkan dalam menaklukan kemabali (reconquista) wilayah yang dikuasai oleh kerajaan Islam. Di tengah gencarnya reconquista, Christopher Colombus meminta Isabella menjadi penyandang dananya dalam menemukan “dunia baru”. Meskipun kas negara nyaris bangrut, tetapi Isabella melihat adanya keuntungan dalam ekspedisi ini. Dan ia benar.

Alexandrina Victoria Hanover, atau yang lebih dikenal dengan nama Ratu Victoria berhasil membawa Inggris kedalam masa kejayaannya.

Sekitar tahun 1837, Victoria diangkat sebagai Ratu Inggris diusianya yang ke-18. ia ingin memimpin Inggris tanpa pengaruh dari ibunya. Untuk itu ia lebih memilih penasihatnya sendiri. Tahun 1839 ia menikahi Albert dari Saxe-Corbig Gotha, yang masih mempunyai hubungan sepupu dengannya. Di hari pernikahannya, Victoria tidak memakai “pakaian minggu terbaiknya” seperti yang dipakai kebanyakan wanita di hari pernikahannya. Ia memakai gaun putih (yang saat ini lebih dikenal dengan nama bridal), lengkap dengan cadar putihnya. Ia menjadi trendsetter sejak itu. Setelah pernikahannya, Albert menjadi penasihatnya yang paling dipercaya, menggeser peran Lord Melbourne - penasihat sebelumnya. Albert banyak berperan dalam melindungi seni dan ilmu pengetahuan. Ia menemani Victoria selama 21 tahun kedepan sampai akhirnya ia meninggal karena penyakit tipus ditahun 1861. Salah satu prestasi terbesar Victoria adalah reformasi konstitusional dan pengalihan kekuasaan absolut politik dari monarki ke tangan rakyat seagai pemilik suara dalam pemilu.

Victoria selalu berusaha untuk menghindari perang dan lebih memilih perdamaian dan rekonsiliasi. Meskipun pada akhirnya Inggris terlibat Perang Crimea yang tidak dapat dihindari. Ia berhasil membawa Inggris kedalam 64 tahun masa kejayaannya.

Beberapa contoh wanita ini membuat saya kagum dan bangga menjadi seorang perempuan. Ternyata kemampuan seseorang tidak dapat dibatasi oleh gender selama orang tersebut berkualitas dan kompeten. Semoga saja cerita ini dapat menjadi inspiratif bagi para perempuan manapun (indonesia khususnya) untuk lebih meningkatkan kualitas dirinya, melalui semangat untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik lagi. Menjadi pribadi yang kuat dan hangat, serta bertangan dingin. Karena seorang perempuan juga mempunyai kontribusi yang besar dalam meningkatkan kualitas suatu negara. Jangan lupa, bahwa para wanita-lah yang akan melahirkan generasi penerus bangsa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun