Mohon tunggu...
Amelia
Amelia Mohon Tunggu... Tutor - Menulis Dengan Tujuan

Penulis amatir , mencari inspirasi dan terinspirasi

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Refleksi Diri Setelah Ramadhan Berakhir dan Kisah Inspiratif Uwais Al Qarni

11 April 2024   07:09 Diperbarui: 11 April 2024   07:29 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang laki laki sedang berdoa (Foto: Onur Yumlu untuk Pexels)

Tak terasa, Ramadhan telah usia. Menyongsong hari Kemenangan pun telah tiba. Setelah berjumpa dengan hari Kemenangan. Hati pun bertanya, bekal apa yang telah ku bawa setelah Ramadhan?. Apakah Ramadhan meninggalkan ku begitu saja?,  atau, perjuangan Ramadhan tetap di lanjutkan setelah hari Kemenangan. 

Moment hari Kemenangan begitu singkat. Ketika pagi hari menyambut , terbesit pertanyaan. Apakah setelah perjuangan bersama bulan Ramadhan saya berubah?. Apa tetap sama?. 

Usia sudah tidak lagi belia. Diri ini bahkan sudah banyak berkurang waktu untuk tertawa. Lebih dominan merasakan lelah dan payah. Masalah yang selalu ada dan memang belum sirna di usia yang sudah tidak muda dan lajang lagi, adalah, pencarian jati diri kembali. Lho, bukannya hanya remaja yang mencari jati diri?.

Saya bukan nya menolak untuk tua. Pencarian jati diri yang saya maksud adalah, ketika diri ini sebagai seorang ibu yang tidak memiliki banyak waktu untuk berkontribusi kepada dunia luar. Nasihat Ramadhan terbaik apa yang bisa saya petik dan konsisten untuk di jalankan.

Bulan Ramadhan meninggalkan banyak pembelajaran yang sangat berarti dalam hidup. Ramadhan mengajarkan diri ini untuk bersabar , mengkoreksi ibadah dan mengendalikan hawa nafsu batin. Jika menahan untuk minum dan makan saja , bukan hal yang sulit. Yang sulit adalah, mengontrol hawa nafsu batin. Entah itu amarah, berburuk sangka, membicarakan keburukan orang lain dan lain - lain. 

Kembali kepada soal kontribusi. Istilah yang saya maksud adalah, menjadi manfaat untuk banyak orang. Bisa banyak hal kecil yang sederhana. Ada bebrapa kisah inspiratif orang - orang yang menuai manfaat bagi orang lain ketika bulan Ramadhkan kembali. Namun bimbang hati berpikir kembali. Jika saya masih memikirkan ingin menjadi manusia seperti apa setelah Ramadhan?, tentu saja menjadi manusia terbaik dalam ibadah dan iman. Saya teringat betul kisah jaman Nabi Muhammad Shallallahu `alaihi Wa Sallam. Kisah yang sangat memyentuh. 

Kisah Uwais Al Qarni , yang penulis kutip dari situs Al Azhar Peduli.

Uwais Al-Qarni, sosok yang disebut-sebut sebagai anak yang penuh kebaktian kepada ibunya, adalah salah satu figur penting dalam sejarah Islam. Lahir di Desa Qarn, Yaman, Uwais tumbuh dalam keluarga yang taat beragama dan dididik dengan nilai-nilai kebaikan oleh ibunya. Ibu Uwais merupakan seorang wanita salehah yang mencurahkan cinta dan perhatian penuh kepada putranya.

Dalam perjalanannya menuju dewasa, Uwais menyadari bahwa ibunya memiliki keinginan kuat untuk naik haji ke Baitullah, Makkah. Meskipun ibunya sudah lanjut usia dan tidak mampu melakukannya sendiri, Uwais merasa terpanggil untuk mengabulkan keinginan tersebut. Besarnya rasa cinta kepada sang ibu mendorongnya untuk menggendongnya ke Makkah dengan harapan dapat membahagiakan hati sang ibu dan memenuhi keinginannya.

Uwais Al Qarni mencari cara untuk membawa ibunya ke Makkah berhaji. Dia membuat kandang lembu di puncak bukit. Setiap hari, dirinya menggendong anak lembu naik turun bukit untuk memberinya makan. Latihan tersebut untuk membuat dirinya kuat menggendong ibunya dari Yaman ke Makkah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun