Mohon tunggu...
amelia h n
amelia h n Mohon Tunggu... Mahasiswa

hobi : membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hukum Islam dalam Lintas Zaman: Relevansi dan Dinamikanya

17 Juli 2025   10:47 Diperbarui: 17 Juli 2025   10:47 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Hukum Islam, atau lebih dikenal dengan syariat, seringkali menjadi subjek diskusi yang mendalam, bahkan tak jarang menimbulkan persepsi beragam. Jauh dari sekadar seperangkat aturan statis, syariat adalah sistem hukum komprehensif yang bersumber dari wahyu ilahi, yaitu Al-Qur'an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Ia bukan hanya mengatur ritual ibadah, melainkan juga menata interaksi sosial (muamalah), hukum keluarga, pidana, hingga prinsip-prinsip pemerintahan. Memahami beberapa aspek kuncinya penting untuk melihat relevansi dan dinamikanya dalam kehidupan modern.

Menggali Sumber dan Metodologi

Pondasi hukum Islam terletak pada sumber-sumber utamanya. Al-Qur'an adalah kalam Allah yang menjadi pedoman utama, menyediakan prinsip-prinsip universal dan beberapa ketentuan spesifik. Sunnah Nabi Muhammad SAW melengkapi dan menjelaskan Al-Qur'an melalui perkataan, perbuatan, dan ketetapan beliau. Kedua sumber ini bersifat mutlak.

Namun, tidak semua persoalan ditemukan jawabannya secara eksplisit dalam Al-Qur'an dan Sunnah. Di sinilah peran metodologi lain dalam perumusan hukum Islam menjadi krusial:

 - Ijma' (Konsensus Ulama): Ketika para ahli hukum Islam (mujtahid) sepakat atas suatu masalah yang tidak diatur jelas, konsensus mereka menjadi dalil hukum. Ini menunjukkan adanya elemen kolektif dalam pembentukan hukum.

 - Qiyas (Analogi): Menerapkan hukum dari suatu kasus yang sudah ada dalilnya ke kasus baru yang memiliki illat (sebab atau alasan) yang sama. Contoh klasiknya adalah menganalogikan hukum memabukkan dari khamar (minuman keras) ke zat memabukkan lainnya.

 - Maslahah Mursalah (Kemaslahatan Umum): Prinsip ini memungkinkan penetapan hukum berdasarkan pertimbangan kemaslahatan publik yang tidak secara eksplisit diatur atau dilarang oleh dalil tekstual. Ini mencerminkan orientasi hukum Islam pada kebaikan umat manusia.

Beberapa Contoh Penerapan Hukum Islam

Syariat mengatur berbagai bidang kehidupan. Mari kita singgung beberapa di antaranya:

1.Muamalah (Interaksi Sosial dan Ekonomi)

Ini adalah bidang yang sangat luas dan terus beradaptasi. Hukum Islam sangat menekankan keadilan dan larangan riba (bunga/penambahan yang eksploitatif), gharar (ketidakjelasan/ketidakpastian berlebihan dalam transaksi), dan maysir (judi). Prinsip-prinsip ini melahirkan instrumen keuangan syariah seperti mudharabah (bagi hasil), murabahah (jual beli dengan keuntungan), dan ijarah (sewa). Contoh, dalam perbankan syariah, nasabah tidak dikenakan bunga atas pinjaman, melainkan berbagi risiko atau keuntungan dari usaha yang didanai. Ini adalah salah satu bukti bagaimana prinsip hukum Islam dapat diimplementasikan dalam sistem ekonomi modern.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun