Mohon tunggu...
Retizen Nusantara
Retizen Nusantara Mohon Tunggu... Penulis harian lepas, mahasiswa

Retizen Nusantara merupakan bagian dari jaringan jurnalis independen yang berkomitmen menghadirkan informasi aktual, terpercaya, dan berimbang kepada masyarakat. Sebagai wartawan, Retizen Nusantara menjalankan tugas jurnalistik dengan berpegang pada kode etik profesi, mengedepankan prinsip kejujuran, objektivitas, serta keberpihakan pada kebenaran.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Di Tengah Gelombang Protes Nasional, Fakar Lematang Pilih Tunda Aksi Unjuk Rasa di PALI Demi Keamanan dan Persatuan

27 September 2025   21:04 Diperbarui: 27 September 2025   21:04 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fakar Lematang Pilih Tunda Aksi Unjuk Rasa di PALI Demi Keamanan dan Persatuan

Kompasiana, PALI -- Rencana aksi unjuk rasa besar yang sebelumnya digagas Forum Aspirasi Kawulo Rakyat (Fakar) Lematang di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatera Selatan, yang dijadwalkan berlangsung pada Kamis (04/09/2025), dipastikan batal terlaksana. Keputusan mengejutkan itu disampaikan langsung oleh Ketua Fakar Lematang, Aka Cholik Darlin, dalam pernyataannya kepada awak media, dan sontak menjadi perhatian publik yang semula menantikan dinamika demonstrasi tersebut.

Aka Cholik menegaskan bahwa pembatalan aksi bukanlah tanda lemahnya gerakan masyarakat, melainkan strategi matang yang dipilih demi menjaga stabilitas daerah. Menurutnya, kondisi nasional yang masih diliputi gelombang protes, baik di pusat maupun di berbagai daerah, menjadi faktor pertimbangan utama. "Kalau dipaksakan, dikhawatirkan justru memperkeruh keadaan. Situasi nasional belum benar-benar tenang, dan PALI bisa ikut terdampak. Itu yang kami hindari," tegasnya.

Lebih lanjut, Aka Cholik menilai bahwa langkah menahan diri jauh lebih bijaksana ketimbang memaksakan mobilisasi massa di tengah suasana kebatinan masyarakat yang masih rentan. Ia menekankan bahwa Fakar Lematang tidak ingin PALI menjadi episentrum baru ketegangan, apalagi di tengah upaya pemerintah daerah merajut keharmonisan antara pemangku kepentingan dan masyarakat. Selain aspek keamanan, faktor lain yang melandasi keputusan pembatalan ialah sikap terbuka Pemerintah Kabupaten (Pemkab) PALI terhadap berbagai kritik dan masukan. Fakar Lematang melihat adanya itikad baik dari Pemkab untuk menampung aspirasi publik secara langsung melalui jalur dialog.

Fakar Lematang Pilih Tunda Aksi Unjuk Rasa di PALI Demi Keamanan dan Persatuan
Fakar Lematang Pilih Tunda Aksi Unjuk Rasa di PALI Demi Keamanan dan Persatuan

"Pemkab sudah menunjukkan kesediaan menampung aspirasi rakyat. Ini adalah langkah maju yang patut dihargai, dan kami tidak menutup mata terhadap perkembangan positif tersebut," ujar Aka Cholik. Meski aksi fisik di jalan batal dilakukan, Aka Cholik memastikan perjuangan masyarakat yang sebelumnya dirumuskan tidak akan berhenti di tengah jalan. Fakar Lematang akan terus menyuarakan tuntutan rakyat dengan metode yang lebih konstruktif, elegan, dan tetap berada di koridor konstitusi.

"Pembatalan bukan berarti mundur. Ini adalah strategi menjaga kebersamaan. Kami tetap konsisten mengutamakan kepentingan masyarakat, namun dengan cara yang tidak menimbulkan kegaduhan," tandasnya. Keputusan ini disambut beragam reaksi. Sebagian kalangan menilai sikap Fakar Lematang sebagai bentuk kedewasaan politik dan kepemimpinan moral yang patut diapresiasi. Sebagian lainnya menilai pembatalan itu sebagai momentum penting untuk membuktikan sejauh mana Pemkab PALI benar-benar konsisten membuka ruang dialog tanpa sekadar janji manis belaka.

Bagi masyarakat luas, keputusan tersebut sekaligus menjadi pesan kuat bahwa perjuangan aspirasi tidak selalu identik dengan aksi turun ke jalan. Terkadang, menahan diri justru menjadi langkah paling strategis untuk menjaga stabilitas dan memastikan pesan sampai pada sasaran. Dengan demikian, melalui keputusan ini, Fakar Lematang berharap masyarakat PALI dapat memahami bahwa sikap mereka adalah bagian dari ikhtiar bersama menjaga keamanan, persatuan, dan keharmonisan daerah. Pada akhirnya, stabilitas sosial dianggap jauh lebih berharga daripada sekadar simbol perlawanan sesaat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun