Mohon tunggu...
Amelia SetyaPuspa
Amelia SetyaPuspa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Belajar bareng

Hai, saya disini untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Memperhatikan Pendidikan Indonesia

1 Agustus 2021   00:18 Diperbarui: 1 Agustus 2021   01:08 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan sangatlah penting bagi setiap individu, baik pendidikan formal maupun informal. Pendidikan sebenarnya dimulai sejak masih kecil yang berawal dari lingkungan keluarga. 

Pendidikan dari lingkungan keluarga khususnya dari orang tua sangatlah penting karena disitulah awal dari belajar, seperti berkomunikasi yang baik, berperilaku yang baik, bersikap yang baik, hingga bagaimana cara memilih prinsip hidup mana yang harus dianut. untuk itulah pendidikan formal tak kalah pentingnya yang harus diberi perhatian lebih karena disuatu hari kelas setia individu perlu hal itu untuk membekali pendidikan pertama kepada anak-anaknya agar dapat menjadi penerus bangsa yang dapat dibanggakan.

Akan tetapi keadaan di Indonesia justru memprihatinkan. Hal itu bisa dari hasil survei Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2018 yang digagas oleh OECD bahwa Indonesia berada pada peringkat ke-72 dari 77 negara yang berarti Indonesia berada di bawah rata-rata, jauh dari negara tetangga yaitu Singapura yang berada pada peringkat ke-2. Jauhnya selisih peringkat dengan negara tetangga inilah seharusnya dapat menjadi batu loncatan untuk Indonesia agar lebih memperhatikan keadaan pendidikan di Indonesia.

Kejadian tersebut bisa terjadi karena beberapa faktor, yang pertama adalah penyebaran sarana pendidikan yang tidak merata. Di daerah terpencil sarana dan prasarana pendidikan yang layak belum terjamah. Hal itu juga disebabkan karena akses menuju daerah terpencil yang sulit sehingga sarana dan prasarana pendidikan tidak tersalurkan dengan baik. 

Faktor yang kedua adalah penempatan tenaga pendidik atau yang biasa disebut guru yang tidak merata. Di daerah tertinggal masih banyak dijumpai kekurangan tenaga pendidik. Hal itu menyebabkan siswa di daerah tertinggal tidak dapat mengantongi banyak ilmu ilmu karena keterbatasan penggajarnya. Faktor yang terakhir adalah kurikulum yang bersifat teoritis. Kurikulum seperti ini terlalu berpacu dalam teori dan jarang melaukukan praktik. Kurikulum yang bersifat teoritis inilah yang membatasi para siswa untuk lebih berani menunjukkan kemampuan yang sebenarnya. 

Terlalu teoritis inilah sehingga melupakan softskill dan hardskill yang dimiliki siswa, yang sebenarnya jika dikembangkan memiliki manfaat untuk kehidupannya kelak sebagai kemampuan khusus yang dimiliki. Para siswa merasakan adanya pemaksaan minat dan bakat. Minat dan bakat non akademik mereka tidak diberi apresiasi yang cukup baik. Tidak semua siswa memiliki kemampuan yang sama dalam bidang akademik. Sebagian besar siswa juga unggul dalam bakat non-akademik. Sehingga kemampuan dalam bidang akademik tidak selamanya bisa dijadikan tolak ukur kemampuan.

Dalam pendidikan akademik yang dijunjung adalah sebuah angka, yaitu nilai. Kurikulum 13 memang telah mengedepankan aspek sikap dan perilaku. tetapi pada nyatanya tetap sebuah angka yang diutamakan. Para siswa pun melakukan berbagai cara entah itu cara yang baik atau buruk mereka tetap gunakan.

 Bagi siswa yang sebenarnya ingin jujur dengan kemampuan yang dimilikinya di luar kemampuan akademik, mereka menjadi takut karena presepsi yang telah melekat adalah prestasi akademik yang lebih penting. Dengan begitu bagi mereka yang memiliki kemampuan lebih di luar kemampuan akademik mereka melakukan kecurangan yaitu dengan cara menyontek atau dengan joki tugas agar mereka mendapat nilai yang bagus. Dengan kebiasaan melakukan kecurangan inilah dapat membentuk karakter yang buruk.

Oleh karena itu, mutu pendidikan di Indonesia harus lebih diperhatikan dan ditingkatkan. Dengan ditingkatkan mutu pendidikan tersebut maka dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Meningkatnya kualitas sumber daya manusia akan berdampak baik pada bangsa. Mereka juga akan lebih percaya diri dengan minat dan bakat mereka masing-masing, baik itu pendidikan akademik maupun non-akademik. Bangsa

Indonesia akan memiliki banyak penerus bangsa yang dapat mengharumkan nama Indonesia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun