Mohon tunggu...
Amelia Rahima Sari
Amelia Rahima Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Antropologi Universitas Airlangga

Suka mencari tahu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menggali Suara dari Relief-relief Borobudur

15 Mei 2021   09:02 Diperbarui: 15 Mei 2021   09:14 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dari ribuan relief tersebut, lebih dari 200 relief yang berada di 40 panil, menyajikan lebih dari 40 jenis alat musik, dari alat musik petik, pukul, tiup, dan membran. Alat musik ini dapat ditemukan di berbagai daerah di Nusantara maupun di berbagai negara di dunia. Tak salah jika pada masa kejayaan Dinasti Syailendra, candi yang satu ini disinyalir sebagai pusat musik dunia dan karenanya berjuluk Borobudur pusat musik dunia.

Hal inilah yang melatarbelakangi didirikannya Sound of Borobudur, sebuah gerakan yang berupaya untuk menginterpretasi alat musik dalam relief Borobudur dan merekonstuksikannya kembali.

Apa sih Sound of Borobudur itu?

Penampilan live Sound of Borobudur dalam Seminar dan Lokakarya Online "Borobudur Pusat Musik Dunia" pada 8 April 2021.

 Sound of Borobudur dicetuskan ketika pertengahan Oktober 2016 dalam rangkaian kegiatan Borobudur Cultural Feast. Ketika itu tim Jaringan Kampung (Japung) Nusantara sedang mendiskusikan karya Kassian Cephas tentang relief Karmawibhangga yang terlihat cukup jelas bentuknya.

Hasil penemuan pertama mereka adalah tiga alat musik dawai yang diinterpretasi dari relief Karmawibhangga nomor 102, 125, dan 151. Ketiga dawai ini pertama kali ditampilkan pada acara Sonjo Kampung.

Kegiatan ekspolorasi tak berhenti sampai di situ, Sound of Borobudur tetap melakukan eksplorasi pada relief-relief Borobudur yang menampakkan berbagai bentuk alat musik. Hingga akhirnya mereka dapat tampil dengan formasi 8 musisi pada acara Explore Borobudur yang dihadiri Menteri BUMN, Rini Mariani Soemarno. Mereka pun tampil kembali, masih dengan formasi 8 musisi, pada acara Borobudur International Festival 2017.

Berbagai eksplorasi dan riset tak henti-henti dilakukan mulai dari tahun 2017 hingga 2019. Kini, Sound of Borobudur telah berhasil merekonstruksi 18 alat musik dawai yang terbuat dari kayu, lima alat musik dari gerabah, serta sebuah alat musik idiophone yang terbuat dari besi. Bahkan Sound of Borobudur telah berkembang dan menjelma menjadi sebuah orkestra.

Merefleksikan Borobudur

Sungguh Borobudur bukanlah sekedar bongkahan batu, ia juga bukan sekadar tempat ibadah, namun ia adalah perpustakaan. Di dindingnya terpahat pengetahuan dari berbagai rumpun ilmu, termasuk seni musik. Berbagai alat musik atau instrumen yang terpahat di dindingnya menunjukkan kekayaan budaya dan kemajuan peradaban.

Harusnya hal ini membuat kita bangga dengan nenek moyang kita yang mampu mencipta Borobudur yang sedemikian brilian. Borobudur adalah potret kemajuan peradaban masa lampau yang kudunya dibanggakan dan dilestarikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun