Mohon tunggu...
ambar tripratiwi
ambar tripratiwi Mohon Tunggu... -

namaku ambar tripratiwi, panggil saja ambar. saya bingung, jadi begini saja lah. eheh

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Martabat Manusia dalam Kemasan

11 Mei 2013   17:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:44 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pada era globalisasi saat ini seperti tidak lagi ada batasan jarak, waktu dan tempat. Semua orang di seluruh dunia bisa mendapatkan informasi mengenai negara lain. Berita-berita dari berbagai negara mudah untuk kita dapatkan. Kemajuan teknologi juga memberikan dorongan dalam berjalannya globalisasi.

Budaya-budaya yang ada di penjuru dunia pun ikut bersaing dalam globalisasi. Budaya luar mudah sekali datang dengan adanya globalisasi. Selain itu dengan adanaya pasar bebas mempermudah adanya ekspor dan impor barang. Barang-barang dari luar negeri mudah datang ke Indonesia. Sebenarnya ini merupakan peluang untuk kita untuk dapat mengekspor barang-barang ke luar negeri dan kemudian akan menghasilkan pendapatan yang meningkatkan pendapatan  masyarakat dan terciptanya lapangan kerja.

Namun jika kita tidak bisa memanfaatkannya bisa menjadi masalah yang baru. Barang-barang dalam negeri yang tidak bisa bersaing dengan barang dari luar negeri akan menggerus eksistensi barang dalam negeri. Masyarakat akan meninggalkan barang hasil produksi negaranya sendiri dan beralih pada barang-barang yang berasal dari luar negeri.

Dan yang terjadi saat ini, masyarakat kita mulai meninggalkan produk-produk asli dalam negeri. Mereka lebih memilih untuk menggunakan barang-barang dari luar negeri. Ini membuat kita menjadi masyarakat yang konsumtif. Tidak mampu untuk menciptakan produk atau sesuatu yang baru yang dapat bersaing. Orang akan membela mati-matian untuk mendapatkan produk ternama yang harganya fantastis. Terutama bagi kaum hawa yang gemar untuk berbelanja. Para perempuan akan memburu barang-barang ternama walaupun untuk mendapatkannya cukup sulit. Bagi perempuan mempunyai dan menggunakan merk luar negeri yang terkenal akan membuat mereka percaya diri dan meningkatkan derajatnya.

Kita hanya bisa membeli dan menggunakan merk-merk orang lain. Inilah mengapa Indonesia menjadi pasar yang menjanjikan. Pasar telah menggendalikan masyarakat kita. Sifat konsumtif terhadap produk-produk dari luar negeri membuat orang Indonesia bangga pada produk luar negeri. Ada anggapan bahwa menggunkan produk luar negeri lebih berkelas. Sedangkan menggunkan produk dalam negeri merupakan sesuatu yang tidak berharga. Dan lebih baik memiliki koleksi produk-produk ternama karena akan meningkatkan kepercayaan diri yang lebih dan martabat diri. Orang lain juga akan menganggap itu sesuatu yang mewah dan menganggap martabat mereka tinggi.

Munculnya pemikiran ini memperluas konsep masyarakat yang bangga dengan produk ternama asal luar negeri. Mereka mengukur seseorang dengan barang yang dimilikinya dan apa yang digunaknnya. Semakin terkenal produk yang dimilikinya dan semakin banyak koleksinya maka orang lain akan memandang bangga kepada dirinya.

Konsep ini perlu kita pangkas habis dengan mulai menggunakan sesuatu yang sederhana tapi lebih bermanfaat. Konsep tersebut tidak perlu kita wariskan kepada anka cucu kita. Mereka harus didik dan diajarkan untuk mencintai produk dalam negeri. Dan untuk menekan angka konsumtif masyarakat yaitu menagajarkan dan membiarkan mereka berfikir kreatif agar bisa menciptakan sesuatu yang baru dan agar menjadi generasi yang tidak konsumtif.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun